Selasa, 06 April 2021 20:28

Menko Luhut Dorong Kolaborasi Food Estate Libatkan Kementan, PUPR dan Peneliti

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menko Luhut Dorong Kolaborasi Food Estate Libatkan Kementan, PUPR dan Peneliti

Menko Luhut secara tegas mengatakan kawasan Food Estate Kalteng berfokus di wilayah pengembangan lahan gambut sehingga sinergi peran Kementerian Pertanian (Kementan), PUPR, dan Kementerian Desa menjadi sangat penting.

RAKYATKU.COM, KAPUAS - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Inveatasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan meninjau kawasan food estate di blok A5 Desa Bentuk Jaya Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Selasa (6/4/2021).

Kunjungan kali ini turut didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimoeljono, Kepala Kantor Staf Pesiden (KSP) Moeldoko, untuk melakukan pengecekan progres pengembangan Food Estate Kalteng.

"Jadi kami sesuai perintah Pak Presiden dengan Menteri Pertanian, Menteri PUPR, Kepala Staf Presiden meninjau lahan pengembangan food Estate yang direncanakan seluas 167.000 hektar. Tapi di sini sebagai tahap awal seluas 20.000 ha Saya kira prosesnya bagus," ujar Menko Luhut saat diwawancarai usai meninjau lahan Food Estate.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Menko Luhut secara tegas mengatakan kawasan Food Estate Kalteng berfokus di wilayah pengembangan lahan gambut sehingga sinergi peran Kementerian Pertanian (Kementan), PUPR, dan Kementerian Desa menjadi sangat penting.

"Juga kolaborasi antara Tim riset yakni professor ahli Food Estate dengan Universitas di Palangkaraya didorong agar nanti semua kita ini terbuka jadi kita membuka diri untuk saling mengoreksi saling memperbaiki sehingga sinergi itu bisa menjadi pencapaian yang terbaik,"tegas Luhut.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Progres Food Estate 96,7% Telah Ditanami

Luhut juga meminta agar rekayasa tata kelola air pengolahan naik turunnya air disikapi secara serius karna ketersediaan air sangat penting untuk keberhasilan lahan pertanian. Tidak hanya itu, sistem air harus terus dijaga baik itu pada musim hujan maupun musim kemarau.

"Nanti airnya itu bisa diatur demikian rupa sehingga tidak menjadi banjir dan itu bisa nanti air digunakan menjadi untuk menghindari kebakaran seperti 2015."

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

"Semua yang dilakukan kan dengan AI (red: artificial intelligence) sehingga penggunaan pupuk dan penyebaran pupuk dan sebagainya dapat diatur. Jadi kalau kita lakukan ini segera akan memberikan kontribusi pada ketahanan pangan kita," ujarnya.

Mentan Syahrul memaparkan pengembangan Food Estate tahun 2020 yang dikelola Kementerian Pertanian (Kementan) tersebar seluas 20.000 hektar (ha) di Kabupaten Kapuas dan 10.000 ha di Kabupaten Pulang Pisau, hingga saat ini telah penanaman telah mencapai 96,7 persen atau seluas 29.032 ha dan sudah realisasi untuk panen seluas 15.862 ha hingga 31 Maret 2021.

"Lokasi blok A5 di Desa Bentuk Jaya ini merupakan bagian terakhir yang akan segera ditanami dari total target 30.000 hektar,"ujar Mentan.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

Sementara itu, untuk kegiatan Tahun Anggaran 2021 akan dilaksanakan kegiatan pengembangan food estate seluas 37.633 ha yg terdiri dari kegiatan ekstensifikasi lahan seluas 22.992 ha diantaranya Kabupaten Kapuas 19.899 ha dan Pulang Pisau 3.094 ha. Kemudian dari kegiatan intensifikasi lahan seluas 14.641 ha terbagi di Kabupaten Kapuas 13.461 ha dan Pulang Pisau 1.180 ha.

"Terhadap target luasan ini kita sedang mengupayakan penambahan lokasi yang tentunya sesuai dengan kaidan dan kriteria teknis yang telah ditetapkan,"terang Mentan Syahrul.

Lebih lanjut, Mentan mengatakan pada lokasi pengembangan Kawasan Food Estate di Kecamatan Dadahup ditargetkan akan ditanam seluas 2.000 ha yang tersebar di 5 desa. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan lahan terkait dengan kendala teknis, infrastruktur dan juga sumber daya manusia.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Lahan blok A5 sudah 15 tahun tidak diolah sehingga perbaikan infrastruktur jaringan irigasi dan juga peningkatan jaringan harus dilakukan sehingga tata kelola air dapat dilaksanakan secara optimal agar dapat memperbaiki kondisi tinggi muka air untuk dapat melakukan pertanaman,"

"Tidak boleh ada yang bersoal untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia,"ucapnya.

Syahrul menegaskan kegiatan pengembangan Food Estate ini merupakan kerja keras seluruh Kementerian dan Instansi terkait dalam mengamankan pangan untuk 267 juta rakyat Indonesia. Pengembangan food estate ini berbasis korporasi petani yang mengintegrasikan usaha di on-farm dan off farm.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Maka kita harus bersama sama beriringan dalam mewujudkannya. Dengan upaya keras, petani kita dapat menghasilkan produksi yang terbaik dari hasil pengembangan food estate ini,"tutup Mentan Syahrul.

Pada kunjungan ini, turut dilakukan kegiatan peninjauan olah lahan, peninjauan lokasi bengkel alsintan Food Estate dan mengecekan progres infrastruktur irigasi. Turut hadir Gubernur Irjen Kementerian Pertahanan, Letjen TNI Ida Ida Bagus Purwalaksana, Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran dan Jajaran Eselon 1 Kementan.

#kementan