Rabu, 31 Maret 2021 20:06

"Habismi Pasien," Kadis Kesehatan Sulsel Bungkam, Karantina OTG di Hotel Dihentikan Mulai 1 April

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ni'mal Lahamang
Ni'mal Lahamang

Kepala BPBD Sulsel, Ni'mal Lahamang mengatakan penghentian tersebut lantaran tidak ada lagi pasien OTG yang akan dirawat di hotel.

RAKYATKU.COM - Pemerintah Provinsi Sulsel menghentikan program "wisata Covid-19". Mulai 1 April 2021 tidak ada lagi karantina orang tanpa gejala (OTG) di hotel yang dibiayai pemerintah.

Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr Ichsan Mustari enggan mengomentari keputusan tersebut.

"Konfirmasi ke Pak Ni'mal, kepala BPBD Sulsel," jawab Ichsan Mustari, Rabu (31/3/2021).

Kepala BPBD Sulsel, Ni'mal Lahamang membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan keputusan tersebut diambil lantaran tidak ada lagi pasien OTG yang akan dirawat di hotel.

"Bukan karena pemerintah tak mau tapi karena tak ada pasien. Tidak ada mi pasien, habis. Kemarin sisa dua. Grand Imawan masih ada, maka selesaikan. Sekitar 80 orang," kata Ni'mal Lahamang.

Ia mengatakan, di awal masa pandemi, pasien-pasien memang terpaksa dialihkan ke hotel karena rumah sakit penuh. Seiring berkurangnya pasien, maka perawatan OTG di hotel dihentikan. Ia juga mengatakan tidak ada pemindahan pasien.

"Selesai. Ini kan angka Covid menurun sekali. Ada lagi info orang di sana dikasih pindah. Tidak ada dipindah. Memang habis mi pasien. Jadi ditutup mi," tambahnya.

Di sisi lain, hotel disebutkan akan merugi jika pasien OTG tidak ada, namun terus dilanjutkan.

"Rugi juga hotel. Misalnya kamar 100 yang terisi cuma enam atau 10, kan rugi. Kita juga kasian. Tidak ada orang umum mau masuk," sebutnya.

Ni'mal Lahamang menegaskan tidak ada pemutusan kerja sama antara pihak hotel dengan pemerintah terkait perawatan OTG. Ia menegaskan tidak pernah ada kerja sama antara pemerintah dengan pihak hotel terkait perawatan OTG.

"Bukan pemutusan kerja sama. Kita tidak pernah kerja sama. Dulu cuma permintaan menerima pasien OTG. Tidak ada kerja sama dan dia bersedia, ya sudah," katanya.

"Kalau dibilang karena tidak dibayar, bahayanya. Kalau mengenai pembayaran cocok ke saya. Kalau mengenai pasien kenapa berakhir, itu adanya di informasi Dinkes karena kami hanya siapkan infrastruktur," sebutnya.

Setelah perawatan pasien OTG dihentikan, kamar-kamar yang pernah digunakan selanjutnya akan dibersihkan selama dua pekan. Ini untuk memastikan virus-virus telah aman.

"Dua pekan dibersihkan. Setelan 14 hari diperiksa lagi apakah sudah bersih atau tidak," katanya.

 

Penulis : Syukur