RAKYATKU.COM - Pakar lingkungan dan epidemiolog reproduksi memprediksi, bahwa ukuran penis mereka akan lebih kecil dengan kualitas sperma lebih rendah.
Dr Shanna Swan mengatakan hal ini disebabkan oleh paparan polusi hingga penggunaan bahan kimia industri. Karena itulah, menurutnya akan banyak bayi yang terlahir dengan penis kecil, kualitas sperma rendah, dan rentan mengalami disfungsi ereksi.
Penyebab lain menurutnya adalah karena phthalates, bahan kimia yang sering ditemukan di benda plastik. Efek polusi dan phthalates bisa dialirkan oleh ibu kepada bayi saat masih dalam kandungan, dan juga ketika menyusui.
Baca Juga : Cerita Seorang Pria Hampir Kehilangan Penisnya Setelah Digigit Laba-Laba Janda Hitam Saat Tidur
"Bayi-bayi sekarang terlahir ke dunia yang sudah terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia karena substansi yang mereka serap di dalam kandungan," jelas Shanna dikutip dari indozone.id.
Berdasarkan hasil penelitiannya, bayi laki-laki yang terpapar oleh empat jenis phthalates saat trimester pertama, memiliki anogenital distance (AGD) yang pendek. AGD adalah jarak antara dubur dan penis.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa zat kimia, termasuk diethylhexyl phthalate, bisa memperpendek AGD pada pria," jelasnya.
BERITA TERKAIT
-
Penis Pria Ini Menyusut 3,81 Sentimeter Pasca Terifeksi COVID-19
-
Alat Kelamin Pria Ini Dipotong Lalu Dijadikan Makanan Babi karena Berusaha Perkosa Keponakan
-
Pria Ini Suntik Penis saat Mabuk sambil Nonton Tutorial di YouTube, yang Terjadi Kemudian ...
-
Bayi Ini Lahir dengan 3 Penis, Dokter Putuskan Potong 2 Penis Tambahan