RAKYATKU.COM - Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan kehidupan setahun terakhir, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Tidak hanya menjadi permasalahan di sisi kesehatan, tetapi juga di sisi sosial dan perekonomian masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tercatat jatuh di minus 2,19 persen, tetapi tetap mesti optimistis bahwa 2021 ini akan menjadi tahun loncatan bagi upaya mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing sektor industri.
Optimisme ini didukung dengan sejumlah kebijakan dan stimulus yang telah didesain sesuai kebutuhan pelaku usaha, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan pelaksanaan vaksinasi massal kepada masyarakat. Di luar itu, selain kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan, vaksinasi adalah harapan dunia dalam upaya penanganan pandemi ini.
Baca Juga : Disaksikan Menteri Perindustrian, Bupati Wajo Teken Kerja Sama dengan BBSPJIT untuk Pengembangan Sutra
Di tengah terpaan pandemi sepanjang 2020, sektor industri masih menjadi penyumbang PDB terbesar yaitu 19,86%, industri pengolahan nonmigas menyumbang 17,9%. Pemerintah terus mendorong penguatan struktur industri yang lebih dalam dan terintegrasi sehingga mampu menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi.
Salah satu industri yang menunjukkan kinerja prima di tengah pandemi ini adalah sektor industri farmasi dan alat kesehatan. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintah yang cukup besar untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat berdampingan dengan pemulihan kondisi ekonomi nasional.
Pada 2020, sektor industri juga menorehkan kinerja gemilang dari sisi nilai ekspor dan investasi. Ekspor sektor industri tahun lalu mencapai USD 131,13 miliar atau berkontribusi sebesar 80,30% dari total ekspor nasional.
Baca Juga : Kementan dan Kemenperin Terus Kembangkan IKM Hilirisasi Pangan
Sedangkan nilai investasi sektor industri pada tahun 2020 sebesar Rp272,9 triliun, meningkat dibanding tahun 2019 yang mencapai Rp216 triliiun. Peningkatan nilai investasi tentu akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui pembukaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karenanya, pemerintah terus berupaya mendorong komitmen realisasi investasi serta menarik investasi baru pada sektor manufaktur nasional.
Geliat kebangkitan industri manufaktur tanah air salah satunya tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Februari sebesar 50,1 atau berada di level ekspansif.
Baca Juga : Kementan dan Kemenperin Terus Kembangkan IKM Hilirisasi Pangan
Ini merupakan prestasi tersendiri dimana selama 6 bulan berturut-turut level PMI Manufaktur Indonesia terus berada di level ekspansif. Diyakini ke depan kondisi ini akan terus meningkat menyusul kebijakan-kebijakan yang baru diluncurkan seperti pemberian insentif fiskal penurunan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraan bermotor yang akan meningkatkan kepercayaan pelaku industri dan peningkatan daya beli masyarakat.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, Kementerian Perindustrian juga berupaya memulihkan perekonomian dan meningkatkan daya saing industri nasional antara lain dengan menjaga produktivitas industri selama pandemi melalui kebijakan pemberian Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI).
Ada pula Implementasi Making Indonesia 4.0, dengan 7 sektor prioritas, yaitu industri makanan & minuman, kimia, tekstil & busana, otomotif, elektronika, farmasi, dan alat Kesehatan serta Pembangunan Pusat Inovasi Digital dan Pengembangan SDM Industri 4.0 (PIDI 4.0), yang diharapkan akan menjadi solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia dan Jendela Indonesia 4.0 untuk dunia.
Baca Juga : Kementan dan Kemenperin Terus Kembangkan IKM Hilirisasi Pangan
Untuk mendorong pertumbuhan industri nasional, terdapat tiga pilar utama yang harus menjadi perhatian, yaitu investasi, teknologi, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dari ketiga komponen tersebut, potensi besar bagi Indonesia adalah ketersediaan SDM yang berkualitas.
"Sesuai arahan Bapak Presiden (Joko Widodo) bahwa pembangunan nasional saat ini difokuskan pada pembangunan SDM yang berkualitas, untuk itu perlu dilakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Diklat 3 in 1 serentak di 7 Balai Diklat Industri (BDI) secara virtual, Rabu (24/03/2021).