RAKYATKU.COM, NTB - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Tim Terpadu Gerakan Serap Gabah Petani (GSGP), menggandeng Perum Bulog dan Kostraling terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani dengan membuat kesepakatan kesanggupan menyerap gabah/beras Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Seluruh gabah sisa panen Maret dan April 2021 diserap Bulog dengan harga yang menguntungkan petani.
Selaku penanggung jawab Gerakan Serap Gabah Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat, Direktrorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementan yang juga Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi mengutarakan agar Bulog dapat menyelamatkan panen untuk mengisi cadangan pangan pemerintah dan membantu petani dalam menstabilkan harga gabah saat panen raya, melalui mitra Bulog.
Hal ini pun diatur secara serius dengan surat Menteri Pertanian Nomor 28/TP.100/M/03/2021 untuk serap gabah petani saat panen raya padi agar harga gabah/beras petani tidak anjlok.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam
“Setelah kesepakatan Mitra Bulog diharapkan sudah mulai bergerak menyerap gabah sesuai ketentuan. Selain itu Agar Poktan/Gapoktan memaksimalkan bantuan pemerintah, seperti Dryer untuk meningkatkan kualitas gabah”, kata Takdir dalam acara Rakor Serapan Gabah di Lombok Timur.
Dalam acara yang sama, Kepala Kantor Perum Bulog Cabang Lombok Timur mewakili Kepala Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat, Zuhri Hanafi menyatakan komitmen Bulog untuk menyerap semaksimal mungkin gabah petani di musim rendeng ini.
“Bulog Provinsi Nusa Tenggara Barat siap menyerap gabah sebesar 40.000 ton GKG atau lebih atau setara beras 32.000 ton atau lebih. Jumlah tersebut bisa bertambah, dengan adanya pergerakan/ pergeseran stok di tingkat provinsi dan nasional”, ujar Zuhri.
Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan
Sebelumnya dilaporkan bahwa Tim GSGP secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 15.000 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton, Maros 2.000 ton, Barru 500 ton, di Sumsel targetnya 95.455 ton, kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Kementan secara optimal melakukan upaya-upaya penanganan panen dan pasca panen untuk menjaga agar harga gabah/beras petani menguntungkan serta melakukan juga percepatan tanam Musim Tanam-II. Sesuai data BPS, potensi panen pada Maret 2021 seluas 1,63 juta hektar dan April luas 1,67 juta hektar sehingga peran Kostraling bekerja optimal dalam menyerap gabah/beras petani.
Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel
“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kostraling kerjanya menjadi Bulog-Bulog kecil. Dengan demikian, upaya serap gabah/beras petani menjadi optimal dan selanjutnya hasil serap dari Kostraling disalurkan ke Bulog. Ini adalah sinergi yang bagus antara Kementan yang didalamnya tergabung Perpadi dengan Bulog,” ujarnya.
Selain itu Suwandi menyampaikan bahwa akan memastikan musim panen raya padi awal tahun 2021 menguntungkan petani dan stok beras terjamin, dengan terus membantu petani agar menghasilkan gabah/beras berkualitas, Kementan juga memberikan dukungan bantuan berupa alat mesin panen dan pasca panen seperti combine harvester, mesin pengering (dryer) dan mesin penggilingan (RMU).