Sabtu, 06 Maret 2021 13:09

"Harusnya Diserap, Bukan Diimpor," Petani Kecewa Pemerintah Impor Beras Jelang Panen Raya

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton.

RAKYATKU.COM - Rencana impor beras yang kini menjadi perbincangan masyarakat terus bergulir. Pemerintah bahkan telah mengalokasikan impor beras sebesar 1 juta ton kepada Bulog.

Alokasi tersebut terbagi jadi dua. Masing-masing 500.000 ton untuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 500.000 ton digunakan sesuai kebutuhan Bulog.

Namun, rencana ini tidak mendapat respons baik dari petani. Anwar (37), seorang petani di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengaku terpukul lantaran kebijakan itu diputuskan ketika petani sedang menghadapi panen raya.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

"Harusnya diserap bukan diimpor," ujar Anwar, Jumat (5/3/2021).

Mengenai hal ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa selama ini peranan Bulog hanya terfokus pada operator. "Sedangkan untuk kebijakan impor ada di kementerian," singkatnya.

Namun, kata Awaludin, realisasi serapan beras dari panen raya yang sedang berlangsung saat ini mencapai 41 ribu ton. Sedangkan stok yang ada mencapai 1 juta ton. Adapun target serapan Bulog tahun ini jumlahnya mencapai 1,45 juta ton.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

Sebelumnya, Badan Pusat Statustik (BPS) merilis bahwa produksi beras pada tahun ini diperkirakan meningkat tinggi yakni sebesar 4,86 juta hektare atau naik sebesar 26,56 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan terjadi karena panen raya di awal tahun, terutama di sejumlah daerah terus menunjukkan tren positif.

Berdasarkan catatan BPS, pergerakan produksi beras tahun 2020 mencapai 54,65 juta ton. Angka ini masih lebih tinggi ketimbang angka tahun 2019 yang hanya mencapai 54,60 juta ton. Adapun total luasan panen pada tahun 2020 mencapai 10,66 juta hektare dengan total produksi padi mencapai 54,65 juta ton (gabah kering giling).

Terpisah, pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo mengatakan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur hampir merata memasuki masa panen raya. Di Kediri, panen raya berlangsung dengan sangat baik. "Jawa Timur merata masuk panen raya," tutupnya.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

Sebagai informasi tambahan, berdasarkan laporan total stok beras Bulog pertanggal 3 Maret 2021 mencapai 870.421 ton. Dari angka tersebut, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani pertanggal 4 Maret 2021 mencapai Rp4.464 perkilogram atau turun 0,29 persen dari hari sebelumnya.

Sedangkan harga gabah kering giling mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen atau Rp5.479. Adapun harga beras medium di tingkat penggilingan mencapai Rp9.153 per kilogram atau naik sebesar 0,39 persen dari hari sebelumnya.

#impor beras #panen raya #kementan