Selasa, 02 Maret 2021 18:34

Menko PMK Sebut Bantaeng Bisa Jadi Percontohan Nasional Penanganan Stunting

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Peresmian gedung pelayanan Gizi Terpadu di Desa Lumpangan, Kabupaten Bantaeng, Selasa (2/3/2021).
Peresmian gedung pelayanan Gizi Terpadu di Desa Lumpangan, Kabupaten Bantaeng, Selasa (2/3/2021).

"Ini patut dikembangkan atau direplikasi di daerah lainnya," kata Muhadjir Effendy.

RAKYATKU.COM, BANTAENG - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, meresmikan gedung pelayanan Gizi Terpadu di Desa Lumpangan, Kabupaten Bantaeng, Selasa (2/3/2021).

Dalam kesempatan itu, dia mengakui dan memberikan apresiasi atas inovasi penanganan stunting di Bantaeng.

"Saya mengapresiasi apa yang pak Bupati prakarsai yang telah membangun pusat layanan gizi terpadu. Ini saya kira yang pertama di Indonesia," jelas dia.

Baca Juga : Pemerintah Provinsi Terus Berupaya untuk Menurunkan Stunting di Sulsel

Dia mengatakan, keberadaan gedung Pelayanan Gizi Terpadu ini adalah sebuah inovasi yang sangat baik. Penanganan stunting bisa dilakukan secara integral dan komprehensif secara bersama-sama di gedung berlantai dua itu. Dia juga mengajak daerah lainnya untuk ikut mereplikasi inovasi dari Kabupaten Bantaeng ini.

"Ini patut dikembangkan atau direplikasi di daerah lainnya," ucapnya.

Dia menambahkan, Bantaeng juga memiliki angka stunting yang relatif kecil. Berada di kisaran 21 persen. Angka ini terkecil di Indonesia dan mengalahkan angka stunting nasional yang saat ini berada di angka 24 persen.

Baca Juga : Evaluator Kemendagri Sebut Kinerja Prof Zudan di Sulsel Sangat Baik

"Kita harapkan angka stunting di Bantaeng terus turun hingga menyentuh standar WHO sebesar 14 persen," jelas dia.

Di menambahkan, stunting harus ditangani secara bersama-sama. Menurutnya, hal ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM daerah.

Dia menambahkan, stunting bukan hanya pada persoalan tinggi tubuh anak. Melainkan juga perkembangan kognitif dan kemampuan berfikir anak.

Baca Juga : Enam Bulan Menjabat Gubernur Sulsel, Akademisi Unhas Puji Kepemimpinan Prof Zudan

"Ada anak yang pernah saya dapati, tubuhnya baik, tinggi, tetapi daya ingatnya rendah. Diajar kemudian dalam satu jam sudah lupa pelajarannya," jelas dia.

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, berharap gedung ini bisa menjadi refleksi untuk penanganan gizi di Indonesia. Terutama untuk gizi ibu hamil.

Pakar bayi tabung asal Yogyakarta ini menyebut gizi untuk ibu hamil sangat menentukan masa depan anak-anaknya selama tiga generasi. Oleh karena itu, dia menyebut hal ini sebagai bentuk upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) di Bantaeng.

Baca Juga : ASN Pemprov Sulsel Tanda Tangani Pakta Integritas Netralitas Jelang Pilkada Serentak

"Keturunan tiga generasi ditentukan ibu hamil yang sekarang. Mencegah stunting tiga generasi harus dilakukan dari sekarang. Bisa bayangkan, ketika seorang ibu hamilkan anak perempuan dengan kondisi gizi yang tidak baik, maka efeknya bisa terjadi tiga generasi," jelas dia.

Dia juga berharap kepada gedung penanggulangan Gizi ini untuk ikut melakukan sosialisasi 75 hari persiapan nikah. Dia mengatakan, 75 hari persiapan nikah ini terkait dengan gizi untuk perbaikan kualitas sperma.

"ini juga terkait dengan peningkatan SDM. Karena sperma yang digunakan hari ini adalah sperma yang diproduksi 75 hari lalu," jelas dia.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Investasi SDM

Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, juga memberikan apresiasi terhadap upaya peningkatan SDM di Bantaeng melalui gedung penanggulangan gizi terpadu ini. Dia menyebut, ini adalah investasi manusia melalui peningkatan SDM.

"Bahwa investasi manusia itu jauh lebih berlipat pentingnya dibanding dengan investasi infrastruktur," jelas dia.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Dia menambahkan, kasus stunting di Sulsel juga cukup tinggi. Hampir setiap pekan dia selalu mendapati kasus gizi buruk, gizi kurang dan stunting di Sulsel.

"Hampir setiap minggu saya selalu menemukan ini. Saya biasa turun tangan langsung dan memberikan intervensi hingga kasus ini benar-benar tuntas. Kita berharap, gedung ini bisa ikut meredam angka kekurangan gizi di Sulsel," jelas dia.

Dia juga mengakui, Sulsel akan terus berupaya untuk membangun sinergitas dengan pemerintah pusat untuk meningkatkan kebutuhan gizi. "Kita akan terus bersinergi," jelas dia.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin, mengatakan keberadaan gedung ini adalah bagian dari upaya semangat membangun daerah melalui program peningkatan SDM.

Dia mengatakan, UPTD Layanan Gizi Terpadu ini akan memberikan intervensi penanganan gizi secara integral dengan melibatkan semua pihak di Bantaeng.

"Gedung ini melibatkan penanganan secara integral dari semua pihak," jelas dia.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Sulsel Prof Zudan Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Dia juga melaporkan selain gedung itu, Pemkab Bantaeng juga telah berupaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat melalui program kampung KB. Saat ini, Bantaeng sedang mengembangkan 12 kampung KB yang tersebar di seluruh kecamatan.

"Hal ini adalah komitmen Pemkab Bantaeng untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat," jelas dia.

Selain meresmikan gedung pusat layanan gizi, Menko PMK dan kepala BKKBN RI juga melakukan kunjungan di Kecamatan Sinoa. Mereka melihat inovasi bendera Saskia yang dibuat untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak. Selain itu, rombongan juga memantau Public Safety Center (PSC) 119 yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan.

Penulis : Irmawati Azis
#Kemenko PMK #Pemprov Sulsel #pemkab bantaeng