Jumat, 26 Februari 2021 13:24

Antisipasi Panen Raya, Mentan SYL Optimalkan Peran Kostraling Amankan Stok dan Harga Beras

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo

Salah satu kuncinya adalah memperkuat sinergitas yang lebih holistik sebagai upaya menghasilkan suatu terobosan dan dapat memotret segala tantangan.

RAKYATKU.COM -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyiapkan langkah strategis guna mengamankan produksi atau stok beras nasional.

Sekaligus mengamankan harga pada saat musim panen raya padi pada Maret 2021. Luas panen padi pada bulan Maret 2021 atau puncak panen diperkirakan dua juta hektare.

Mentan SYL mengatakan, mengikuti pola musim di Indonesia, bahwa pada saat musim basah produksi padi lebih besar dari musim kering. Diperlukan pengelolaan ketersediaan yang baik sehingga tidak ada gejolak permintaan dan gejolak harga di masyarakat.

Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Gowa, Mentan Ingatkan Distributor Pupuk Tak Macam-macam

Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) adalah salah satu pihak yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan pangan khususnya beras. Pengelolaan yang profesional menjadi kunci keberhasilannya.

"Peran Kostraling untuk serap gabah dan menjaga harga di tingkap petani, ibaratnya Bulog-Bulog kecil. Kostraling menjadi andalan stok beras nasional. Kostraling adalah pionir dari penggilingan-penggilingan padi kecil dan Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras, Red) punya peran di dalamnya, kita bersinergi," demikian dikatakan SYL pada rapat Kostraling di Jakarta, Jumat (26/2/2021).

SYL menerangkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, upaya memperkuat ketahanan pangan terus ditingkatkan. Salah satu kuncinya adalah memperkuat sinergitas yang lebih holistik sebagai upaya menghasilkan suatu terobosan dan dapat memotret segala tantangan.

Baca Juga : Mentan Andi Amran Sulaiman Apresiasi Penjabat Gubernur Prof Zudan

"Saya menyampaikan apresiasi kami kepada petani, kelompok pengelola penggilingan padi serta pengusaha penggilingan padi yang tergabung dalam Perpadi. Tidak henti-hentinya bekerja keras tidak mengenal lelah untuk mengolah gabah menjadi beras sehingga sampai saat ini masih tersedia," ujarnya.

Lebih lanjut SYL menegaskan peran Kostraling harus ditingkatkan dengan bersinergi dengan Perpadi. Peran Kostraling disamping mengoptimalkan peran penggilingan-penggilingan padi kecil, diharapkan juga dapat menjaga stok beras nasional, harga dan kualitas beras bahkan harus bisa melakukan ekspor.

Baca Juga : Kementerian Pertanian Beri 300 Beasiswa Pengembangan SDM Sawit untuk Lulusan SMA di Sulsel

"Saya minta Perpadi bantu saya, kita pahami apa yang ada. Saya berharap kepala dinas pertanian bersama Perpadi melihat mana yang harus di-Kostraling-kan. Kita punya peluang besar untuk melakukan akses pasar karena fenomena pandemi ini harga beras dunia naik, ini peluang bagi Indonesia," tegasnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menuturkan untuk mewujudkan Kostraling yang semakin modern dan pengelolaan yang semakin profesional, diperlukan dukungan pembiayaan yang memadai.

Perhatian pemerintah kepada penggilingan padi salah satunya diwujudkan dengan memberikan bantuan Rice Milling Unit (RMU) dan mesin pengering. Terutama untuk kelompok tani pengelola penggilingan skala kecil dengan tujuan meningkatkan kualitas produk beras yang dihasilkan dan tentunya menjadikan mereka lebih modern.

Baca Juga : Pejabat Bupati Wajo Hadiri Kunjungan Mentan RI di Rujab Gubernur Sulsel

"Di tahun 2020 sudah terbentuk 18 ribu Kostraling. Pemerintah menyediakan fasilitas modal dengan bunga rendah melalui dana KUR bagi usaha penggilingan padi," ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso mengapresiasi upaya Kementan menjaga produksi dan harga beras pada puncak panen raya melalui Kostraling. Perpadi mengambil bagian dalam program ini untuk menyerap gabah petani.

"Hadirnya Kostraling dapat merevitalisasi penggilingan padi skala kecil, manfaatnya sangat banyak di antaranya mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, kehilangan hasil, meningkatkam efisiensi dan menstabilkan harga beras dan meningkatkan kualitas beras," ucapnya.

Baca Juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

Sutarto menambahkan pihak mendorong upaya Kementan dalam membangun korporasi petani. Ia menilai komponen sinergi dengan melibatkan peran Perpadi atau penggilingan padi sudah tepat, ditambah lagi petani atau kelompok tani, perbankan, asuransi, pasar, dan Bulog.

"Dengan demikian, perlu manajemen lapangan antara penggilingan padi dengan Bumdes dan koperasi sehingga korporasi petani bisa terwujud," katanya.

 

#kementan