Rabu, 24 Februari 2021 16:18

Dekan Pertanian UGM: Pertanian Penopang Ekonomi Nasional

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jamhari (kanan)
Jamhari (kanan)

Jamhari mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan tanam serta membentuk karakter konsumsi pangan lokal secara masif di tiap-tiap daerah.

RAKYATKU.COM - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM), Jamhari menyampaikan pentingnya peranan sektor pertanian terhadap perbaikan dan penguatan ekonomi nasional.

Hal ini disampaikan Jamhari dalam sesi diskusi berjudul "Menakar Kekuatan Sektor Pertanian sebagai Penopang Ekonomi Nasional" yang diselenggarakan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM PEB UI), Selasa (23/2/2021).

"Sektor pertanian itu tidak bisa dipisahkan dari penopang ekonomi nasional. Sebab pertanian adalah sumber utama pendapatan rumah tangga. Bahkan penyumbang PDB, penyerap tenaga kerja dan penghasil devisa negara," katanya.

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Jamhari mengatakan, peranan sektor pertanian juga sangat besar dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri di seluruh dunia. Apalagi, pertanian terbukti mampu berperan terhadap penyediaan bahan pakan dan bahan baku bioenergi.

"Pertanian itu tidak bisa dilepaskan baik dalam kondisi normal maupun tidak normal. Kita lihat saja sekarang tidak akan ada mie instan, restoran, atau industri manufaktur lainya yang tanpa ada tanaman padi dan pertanian lainnya. Jadi saya kira sangat penting sekali sektor pertanian ini," katanya.

Mengenai hal ini, Jamhari mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memulai gerakan tanam serta membentuk karakter konsumsi pangan lokal secara masif di tiap-tiap daerah.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

"Artinya saya mau bilang kalau kita harus membentuk karakter konsumsi pangan lokal supaya pangan kita beragam dan mengkapitalisasinya dengan pangan lain," katanya.

Sebelumnya Direktur Neraca dan Produksi pada Badan Pusat Statistik (BPS), Dody Herlando yang diwakili Koordinator Fungsi Konsolidasi Neraca Produksi Nasional, Nur Indah Kristiani mengapresiasi kontribusi sektor pertanian terhadap proses pemulihan ekonomi nasional selama krisis pandemi Covid-19, yakni sejak tahun 2019 hingga memasuki bulan kedua di tahun 2021.

Menurut Indah, data dan statistik sektor pertanian sejauh ini menunjukan pertumbuhan positif, yakni mencapai 2,59 persen dengan subsektor tanaman pangan sebagai penyumbang tertingginya, yaitu 10,47 persen. Angka tersebut didorong karena adanya peningkatan luas panen dan produksi padi, jagung, ubi kayu serta dukungan cuaca yang rekatif bagus.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

"Selain itu BPS juga mencatat bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan lima sektor lapangan kerja. Kemudian kalau kita lihat dari perdagangan produk pertanian ke luar negeri juga mengalami kenaikan sebesar 14 persen dengan tiga komoditas utamanya, yakni kopi, tanaman obat, dan rempah," katanya.

Indah mengatakan, berbagai perbaikan pada sektor pertaniaj juga berdampak besar pada kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTP). NTP, kata Indah mengalami kenaikan 0,74 persen jika dibandingkan 2019.

Sedangkan NTP di bulan Desember (M to M) naik sebesar 0,37 persen. Adapun untuk NTUP, angkanya mencapai 0,70 persen untuk periode Bulan Desember 2020.

Baca Juga : Mantan Gubernur Sulsel Hadiri Pelantikan Andi Amran Sulaiman Jadi Menteri Pertanian RI

"Ke depan sektor pertanian memiliki peluang besar untuk meningkatkan Ekonomi Nasional. Sebab sampai saat ini rata-rata pendapatan petani mencapai 1,9 juta dan menumbuhkan lapangan usaha pertanian sebesar 13 persen," tutupnya.

#kementan