Kamis, 18 Februari 2021 16:03

Kenalan dengan Pendiri BioNtech, Pasangan Ini Punya Kekayaan Rp71 Triliun Berkat Vaksin Covid-19 Pfizer

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: amp.dw.com
Foto: amp.dw.com

Pasutri ini mendirikan BioNTech untuk memperluas penelitian mereka dari antibodi menjadi mRNA.

RAKYATKU.COM - Vaksin Pfizer ditemukan oleh pasangan suami-istri, Ugur Sahin dan Özlem Türeci, yang tak lain adalah pendiri BioNtech. Bekerja sama dengan AS Pfizer, mereka mengklaim bahwa vaksin tersebut berhasil memerangi varian virus corona yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan.

“Antibodi dari orang yang telah menerima vaksin COVID-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech secara efektif menetralkan SARS-CoV-2 dengan mutasi kunci yang juga ditemukan pada dua strain yang sangat mudah menular," kata BioNTech (16/2/2021).

Penemuan ini berawal saat dr. Sahin membaca artikel tentang virus corona di sebuah jurnal kesehatan pada Janurai 2020. Mulai saat itu ia yakin bahwa virus yang menyerang China tersebut akan menjadi pandemi global.

Baca Juga : Indonesia Segera Datangkan 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer

Berdasarkan uji coba tahap ketiga, vaksin Pfizer mampu mencegah lebih dari 90% orang menderita COVID-19. BioNTech/Pfizer menggunakan messenger RNA (mRNA), yakni materi genetik yang dibaca sel tubuh untuk membuat protein.

Berkat keberhasilannya, BioNTech/Pfizer mengatakan akan meningkatkan produksi vaksin Covid-19 hingga 2 miliar dosis di tahun 2021. Harga yang ditawarkan untuk satu dosis itu sendiri sekitar Rp 283.000.

Kecakapan pasutri Sahin-Türeci dalam mengembangkan mRNA ini juga mampu menaikan saham BioNTech sebesar 8 persen di minggu ini dan telah melonjak 250 persen sepanjang 2020. Berdasarkan data Bloomberg,
Sahin ini meraih peringkat ke-493 orang terkaya di dunia dengan total kekayaan bersih sebesar USD 5,1 atau sekitar Rp 71 Triliun.

Baca Juga : Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNtech di Israel Efektif 85 Persen

Kesuksesan keduanya tentu bukan hal yang datang secara instan. Mereka adalah anak dari imigran Turki. Sahin sendiri telah menetap di Jerman sejak umur 4 tahun, menyusul ayahnya yang bekerja di pabrik Ford.

Sahin merupakan salah satu mahasiswa berprestasi di fakultas kedokteran Universitas Cologne. Diketahui, ia sering tinggal di lab hingga larut malam untuk penelitian.

Sebelum mendirikan BioNTech, di tahun 2001 sejoli ini mendirikan perusahaan pertama mereka untuk mengembangkan perawatan antibodi, yakni Ganymed Pharmaceuticals GmbH. Saat itu, Türeci menjadi kepala eksekutif dan Sahin bertanggung jawab atas penelitian.

Baca Juga : Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNtech di Israel Efektif 85 Persen

Setahun berselang, mereka memutuskan untuk menikah. Uniknya, mereka melangsungkan pernikahan di tengah-tengah waktu bekerja. Mereka pergi ke kantor pendaftaran pernikahan saat jam makan siang dan kembali lagi beberapa jam berselang untuk melanjutkan pekerjaan.

Di tahun 2008, lahirlah BioNTech. Pasutri ini mendirikan BioNTech untuk memperluas penelitian mereka dari antibodi menjadi mRNA.

"Motivasi kami adalah untuk menjembatani kesenjangan dari sains ke kelangsungan hidup,” kata Türeci dikutip dari kumparan via keepo.me.

#vaksin pfizer