LUWU UTARA -- International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) atau World Agroforestry akan melaksanakan program Sistem Pertanian Berkelanjutan di Lansekap Tropis Asia atau Sustainable Farming System in Asian Tropical Landscapes (SFITAL) di Kabupaten Luwu Utara. Program SFITAL di Luwu Utara nantinya fokus kepada pembangunan dan pengembangan komoditas kakao berkelanjutan yang akan dilaksanakan sampai tahun 2025 mendatang, dengan melibatkan beberapa mitra seperti RA, Mars, termasuk petani kakao.
Menariknya, program SFITAL komoditas kakao hanya dilaksanakan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. SFITAL juga melakukan program yang sama di Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara, tapi dengan komoditas berbeda, yaitu sawit. Guna memperkuat kerjasama, Pemda dan ICRAF melakukan penandatanganan MoU Pengelolaan Pembangunan Hijau dan Kakao Berkelanjutan yang Inklusif dan Integratif, Selasa (16/2/2021), di Ruang Command Center Kantor Bupati Luwu Utara, yang dirangkaikan dengan Lokakarya Regional Sinergi Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, menyambut baik kesempatan untuk bekerjasama dengan World Agroforestry (ICRAF) dalam program SFITAL. Indah mengatakan, ICRAF tidak salah memilih Luwu Utara karena potensi kakao di Luwu Utara sangat baik untuk dikembangkan.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
“Kita berharap program ini nantinya akan meningkatkan produksi kakao,” harap Indah.
Menurutnya, program ini juga sejalan dengan upaya Pemda untuk menjaga kelestarian lingkungan karena Luwu Utara beberapa waktu lalu dilanda musibah banjir bandang.
“Beberapa saat lalu Luwu Utara mendapatkan cobaan, yaitu banjir bandang yang terjadi di tiga aliran sungai, yang menyebabkan cukup banyak daerah perkebunan kita yang terdampak bencana, termasuk kakao. Nah, melalui program ini kita berharap kelestarian alam dan lingkungan dapat kembali terjada dengan baik,” harapnya.
Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan
Untuk itu, dia menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan ICRAF melalui program Pembangunan Hijau dan Kakao Berkelanjutan di Luwu Utara.
“Atas nama pemerintah daerah, kami ucapkan terimakasih atas kerjasama dan kepercayaan berdasarkan target yang ingin kita capai dalam program ini. Kita berharap pemangku kepentingan lainnya dapat memahami dengan baik strategi dan implementasi program ini. Kepada Perangkat Daerah terkait, termasuk para Camat, harus memahami betul rencana strategis pembangunan kakao di Kabupaten Luwu Utara,” imbuh dia.
Masih lanjut Indah, program SFITAL nantinya akan disinkronkan dengan program pemerintah daerah untuk memperkuat daerah aliran sungai yang terdampak bencana kemarin.
Baca Juga : Feri Fadri Asal Bone Raih Podium I Masamba Run
“Program SFITAL ini nantinya akan kita terapkan di tiga daerah aliran sungai yang terdampak dan aliran sungai lainnya yang juga sejalan dengan upaya pemerintah daerah melakukan zonasi di sektor pertanian dan perkebunan untuk wilayah daerah aliran sungai,” tandasnya.
Sementara itu, perwakilan ICRAF Indonesia, Bertha Lusiana, menyebutkan tujuan program SFITAL adalah menjadikan pekebun kakao mandiri yang maju dan mampu mengelola lahan pertanian secara berkelanjutan dengan mempertahankan penyediaan jasa lingkungan melalui pemahaman terhadap prinsip-prinsip kewirausahaan, sehingga mampu terlibat dan bersaing di pasar global dalam kemitraan yang setara dengan pemerintah dan swasta.
“Program ini akan kita mulai tahun ini dan selesai 2025 mendatang, dengan mitra utama, pekebun kakao, UMKM, Pemda, dan pelaku usaha kakao,” sebut dia.
Baca Juga : Diikuti 2000 Peserta, Masamba Run Sukses Digelar
Program ini adalah kegiatan riset-aksi yang didanai International Fund for Agriculture Development IFAD), dengan mitra utama, Rainforest Alliance dan MARS Incorporated, yang bertujuan mendukung perwujudan pertanian berkelanjutan dengan penguatan kapasitas teknis dan kelembagaan, serta penyelarasan peran antara sektor publik dan swasta melalui kemitraan antara petani, sektor publik dan swasta agar petani dapat terlibat dalam rantai pasok global.