RAKYATKU.COM -- Universitas Hasanuddin menyelenggarakan rapat paripurna senat akademik dalam rangka upacara penerimaan jabatan professor dalam bidang kesehatan masyarakat.
Rapat dimulai pukul 09.00 wita di ruang senat akademik Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar (16/2/2021) dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 yang ketat. Serta disiarkan live melalui kanal YouTube Senat Akademik.
Prosesi pengukuhan dihadiri rektor Unhas, para wakil rektor, sekretaris universitas, ketua, sekretaris dan anggota Senat Akademik, Dewan Profesor, Majelis Wali Amanat, serta tamu undangan terbatas dari keluarga profesor yang dikukuhkan.
Baca Juga : Guru Besar Unhas Dorong Diversifikasi Melalui Pengembangan Sumber Pangan Lokal
Kedua profesor yang dikukuhkan yakni Prof Dr H Andi Ummu Salmah, SKM sebagai guru besar ke-413 pada bidang Ilmu Dasar Kependudukan dan Keluarga Berencana. Dia lahir di Maros, pada 5 September 1953.
Kedua, Prof dr Hasanuddin Ishak, MSc, PhD sebagai guru besar ke-414, bidang ilmu Kesehatan Masyarakat. Dia lahir di Ujung Pandang pada 4 Juli 1965.
Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA menyampaikan apresiasi atas bertambahnya dua guru besar FKM Unhas. Bertambahnya guru besar diharapkan akan berdampak pada output dan outcome Unhas sekaligus komitmen dalam menghasilkan SDM unggul dan terintegritas.
Baca Juga : Guru Besar Unhas Salut Integritas Andi Sudirman Sebagai Plt Gubernur
"Kita adalah universitas yang sangat cepat pertambahan guru besarnya. Tentu ini juga menunjukkan manajemen yang baik dan menjadi satu kesyukuran tersendiri. Mengenai kajian dua profesor baru Unhas sangat menarik dan di sini peran sebagai pendidik sangat dibutuhkan tidak hanya sebagai kalangan akademisi, tapi juga mengedukasi," jelas Prof Dwia.
Lebih lanjut, Prof Dwia menjelaskan era artificial intelligence bisa dimanfaatkan dalam banyak hal. Dalam dua bidang kajian profesor baru Unhas yakni mengenai masalah kanker payudara dan penyakit demam berdarah.
Bidang kajian ini, menurut Prof Dwia, banyak memberikan kesempatan tidak hanya pada karya ilmiah tapi juga pengembangan teknologi. Olehnya itu, Prof Dwia berharap hadirnya dua guru besar FKM bisa mendorong kontribusi menghasilkan gagasan besar untuk kesehatan di Indonesia.
Baca Juga : Guru Besar Unhas Salut Integritas Andi Sudirman Sebagai Plt Gubernur
Dalam pidato pengukuhannya, Prof Dr H Andi Ummu Salmah menyampaikan tentang "Peran Penanganan Kanker Payudara pada Perempuan Terhadap Pencapaian Bonus Demografi di Sulawesi Selatan".
Prof Ummu menjelaskan kondisi demografi mengambil peran penting untuk menentukan sasaran penanganan kanker payudara. Penanganan yang memadai terhadap masalah kanker payudara mutlak memerlukan data demografi dalam menurunkan prevalensi penyakit.
Dengan data demografi yang baik, akan memberikan input memadai terhadap pembuatan kebijakan peningkatan kualitas kesehatan perempuan dalam menangani penyakit kanker payudara dan persebarannya. Olehnya itu, bonus demografi dapat menjadi peluang yang harus dimanfaatkan dengan cermat dan baik.
Baca Juga : Guru Besar Unhas Salut Integritas Andi Sudirman Sebagai Plt Gubernur
"Upaya penanganan kanker payudara adalah salah satu bagian dalam menjaga agar tidak terjadi penurunan usia produktif perempuan. Bonus demografi dapat dimanfaatkan salah satunya dalam hal merekonstruksi upaya penanganan kanker untuk menurunkan prevalensi kanker payudara dengam membangun model mulai dari membudayakan perilaku sehat kanker dan ini tentunya membutuhkan dukungan berbagai pihak," jelas Prof Ummu.
Prof Ummu juga memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penanganan kanker payudara dengan bonus demografi. Salah satunya bahwa penanganan kanker payudara harus bersifat komprehensif meliputi transformasi seluruh stakeholders. Keterlibatan aktif ini dapat dipecah pecah dalam beberapa cluster berbasis komunitas.
Sementara Prof dr Hasanuddin Ishak menyampaikan pidato mengenai "Strategi Pengendalian Kepadatan Vektor dan Implikasinya Terhadap Eliminasi Penyakit Tular Nyamuk".
Baca Juga : Guru Besar Unhas Salut Integritas Andi Sudirman Sebagai Plt Gubernur
Prof Hasanuddin menjelaskan pengendalian kepadatan vektor penyakit Demam Berdarah Dengue atau vektor penyakit malaria merupakan cara mengeliminasi penyakit tular nyamuk. Strategi pengendalian nyamuk sangat berkaitan dengan habitat perkembangbiakan nyamuk salah satunya gentong yang paling umum untuk nyamuk Aedes Aegypti.
Kepadatan nyamuk Aedes sp pada suatu daerah memiliki pengaruh kritis terhadap tingginya penyakit DBD. Program pengendalian vektor DBD seperti pemberantasan sarang nyamuk, abatesasi dan fogging sudah dilakukan secara rutin. Namun, sampai saat ini penyakit tular nyamuk seperti DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
Olehnya itu, dibutuhkan beberapa strategi pengendalian vektor nyamuk diantaranya dengan manajemen vektor terpadu dengan fogging sebelum musim hujan berbasis surveilans pemantauan jentik, strategi pengendalian vektor mengaktifkan program kesehatan sekolah denham siswa pemeriksa larva di Sekolah dasar, modifikasi Ovitrap dengan zat Atraktan untuk mengurangi kepadatan telur dan larva nyamuk hingga mengurangi tingkat serangan nyamuk tanpa memerlukan kontak vektor langsung.
Baca Juga : Guru Besar Unhas Salut Integritas Andi Sudirman Sebagai Plt Gubernur
"Rapat paripurna senat akademik dalam rangka penerimaan jabatan profesor berlangsung lancar dan khidmat berakhir pukul 11.30 wita," tulis Kasubdit Humas dan Informasi Publik Unhas, Ishaq Rahman, AMIPR dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com.