RAKYATKU.COM - Militer Myanmar memerintahkan operator seluler dan penyedia layanan internet memblokir akses ke Twitter dan Instagram.
Demikian keterangan perusahaan telekomunikasi asal Norwegia, Telenor. Keputusan ini terjadi usai penguasa memblokir Facebook karena warga ramai-ramai menggunakannya untuk memprotes kudet.
Mengutip Reuters, Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Myanmar tidak segera menjawab permintaan konfirmasi. Akan tetapi, sebelumnya mereka mengatakan memblokir Facebook demi stabilitas.
Baca Juga : SEA Games 2023: Timnas Indonesia U-22 Hajar Myanmar 5-0 di Laga Kedua
Seorang juru bicara Twitter mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan perintah untuk memblokir layanan Internet di Myanmar.
"Merusak percakapan publik dan hak orang untuk membuat suara mereka didengar," katanya dikutip dari Reuters, Sabtu (6/2/2021).
Menurut juru bicara ini, keterbukaan internet makin terancam di seluruh dunia. "Kami akan terus mengadvokasi untuk mengakhiri penutupan yang dipimpin oleh pemerintah yang merusak," katanya lagi.
Baca Juga : Curi Kotak Amal Masjid, Pasukan Junta Myanmar Juga Tembak 2 Warga Sipil
Seorang juru bicara Facebook mengonfirmasi pemblokiran di Instagram. “Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman serta mengakses informasi penting,” ucapnya.
Dalam sebuah pernyataan, Telenor mengungkapkan keprihatinan besar tentang arahan itu dan mengatakan telah menantang perlunya pihak berwenang.
Sebelumnya penguasa militer telah memerintahkan penyedia internet pada untuk memblokir Facebook, yang digunakan oleh setengah dari rakyat Myanmar hingga 7 Februari.
Baca Juga : Peringatan Keras Militer Myanmar: Demonstran Akan Ditembak di Kepala
Sumber: Reuters