Sabtu, 30 Januari 2021 15:22

Optimalkan Lahan Marjinal, Kementan Dukung Situbondo Kembangkan Sorgum

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Optimalkan Lahan Marjinal, Kementan Dukung Situbondo Kembangkan Sorgum

Pemerintah Kabupaten Situbondo diketahui telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Sorgum Koltim Sejahtera untuk bersama-sama mengembangkan sorgum.

RAKYATKU.COM -- Kementerian Pertanian mendukung berbagai upaya pengembangan sumber pangan alternatif pengganti nasi seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Situbondo yang tengah mengembangkan sorgum.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa dirinya berkomitmen untuk mendukung kegiatan pengembangan sorgum di Indonesia.

“Apalagi di saat pandemi seperti saat ini, masyarakat harus lebih banyak mengonsumsi pangan yang lebih menyehatkan untuk tubuh,” ujarnya.

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Apa yang disampaikan Dirjen Suwandi tersebut senada dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa orientasi pangan mulai diubah. Tidak hanya pada beras saja namun dengan sumber karbohidrat lain. Salah satunya adalah sorgum.

Pemerintah Kabupaten Situbondo diketahui telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT sorgum Koltim Sejahtera untuk bersama-sama mengembangkan sorgum.

Rencananya, pengembangan sorgum akan dilakukan di lahan marginal yang selama ini sulit diupayakan kegiatan usaha pertanian. Saat ini hampir 48 persen atau sekitar 31.000 hektare lahan di Kabupaten Situbondo merupakan lahan kering atau lahan marjinal.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

Dipilihnya sorgum sebagai komoditi yang akan dikembangkan karena sorgum mampu berkembang dengan baik pada lahan marjinal tersebut. Tanaman sorgum sebenarnya telah cukup lama dikembangkan petani di Situbondo, akan tetapi karena permintaan pasar yang kurang, secara sistematis pertanaman sorgum dari tahun ke tahun terus berkurang.

Berdasarkan catatan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo, saat ini tersisa sekitar 10 hektare tanaman sorgum dengan tingkat produktivitas sekitar dua ton per hektare per musim.

Salah satu ruang lingkup MoU yang ditandatangani adalah adanya jaminan pemasaran dari kegiatan budi daya sorgum yang dilakukan oleh petani. Oleh karena itu kendala pemasaran yang dirasakan oleh petani saat ini diharapkan terpecahkan.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

Direktur PT Sorghum Koltim Sejahtera yang akrab dipanggil Joe saat diwawancara hari Jumat (29/1/2021) menyampaikan bahwa saat ini ada empat negara di Asia yang sudah berminat untuk mengimpor sorgum dari Indonesia. Akan tetapi karena jumlah produksi masih sangat terbatas, permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.

"Saya optimis dengan adanya gerakan pertanaman sorgum yang didukung Pemerintah Kabupaten Sitobondo serta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, permintaan tersebut mudah-mudahan dapat dipenuhi," ujarnya.

Senada hal tersebut, Gatut Sumbogodjati, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan mengatakan komitmen Kementerian Pertanian untuk menjadikan sorgum mempunyai nilai tambah sehingga bisa dengan mudah diterima di pasar.

Baca Juga : Mantan Gubernur Sulsel Hadiri Pelantikan Andi Amran Sulaiman Jadi Menteri Pertanian RI

"sorgum bisa menjadi alternatif pangan lokal yang patut dikembangkan. Saya rasa banyak daerah di Indonesia ini yang memiliki kondisi tanah yang cocok untuk dikembangkan sorgum. Bahkan tahun ini kami mulai akan mengembangkan seluas 5.000 hektare. Terutama di wilayah timur seperti NTT untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduknya," sebut Gatut.

#kementan #sorgum