Kamis, 28 Januari 2021 11:42

Pabrik Mobil Listrik Raksasa RI Segera Beroperasi, Jokowi: SDA Biji Nikel Indonesia Harus Diberdayakan

Trio Rimbawan
Konten Redaksi Rakyatku.Com
All New Hyundai Tucson,salah satu jenis mobil listrik asal korea (ist)
All New Hyundai Tucson,salah satu jenis mobil listrik asal korea (ist)

Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ekosistem industri kendaraan listrik akan membuat Indonesia menjadi motor bagi pengembangan industri masa depan.

RAKYATKU.COM,- Tidak lama lagi pabrik mobil listrik raksasa di Indonesia segera akan beroprasi. Bahkan, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) berupaya mendorong agar industri baterai lithium atau baterai listrik Indonesia bisa segera dioperasikan. Saat ini pun pemerintah gencar menggandeng sejumlah investor asing untuk melakukan investasi ke dalam industri baru di Tanah Air.

Kendati demikian pihaknya juga meminta agar industri baterai lithium menggunakan sumber daya alam (SDA) Indonesia berupa bijih nikel laterit harus bermanfaat betul bagi masyarakat. "Industri baterai lithium yang diolah dari kekayaan alam kita sendiri serta sekaligus industri mobil listrik dalam skala besar kita upayakan agar segera beroperasi di negara kita Indonesia," ujar dia, Rabu (27/1/2021).

Dikutip dari SindoNews, Jokowi mengatakan bahwa ekosistem industri kendaraan listrik akan membuat Indonesia menjadi motor bagi pengembangan industri masa depan. Sebab, industri baterai lithium akan menjadi industri mobil listrik berskala besar. Berdasarkan laporan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), industri baterai lithium akan menjadi industri baterai kendaraan listrik terintegrasi pertama di dunia.

Baca Juga : Merdeka! Hyundai Luncurkan All-New KONA Electric

Pengembangan industri sendiri akan dilakukan perusahaan electric vehicle (EV) battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan LG Energy Solution Ltd yang bekerja sama dengan konsorsium BUMN.

LG Energy Solution merupakan bagian dari LG Chem, anak perusahaan dari konglomerasi LG Group. Proyek kerja sama investasi ini merupakan hasil tindak lanjut pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Moon Jae In di Busan pada bulan November 2019 lalu.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian BUMN dan Kementerian/Lembaga terkait lainnya melakukan berbagai pertemuan tindak lanjut dengan pihak LG. Serangkaian proses negosiasi yang panjang telah dilakukan dengan berpedoman pada prinsip saling percaya dan bertujuan untuk saling menguntungkan.

Baca Juga : Selama Gelaran HUT RI di IKN, 18 SPKLU PLN Layani 340 Transaksi Pengisian Mobil Listrik

Hasilnya, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan LG Energy Solution di Seoul, Korea Selatan pada tanggal 18 Desember 2020. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Selatan Sung Yun-mo.

MoU berisi tentang kerjasama proyek investasi raksasa dan strategis di bidang industri sel baterai kendaraan listrik terintegrasi dengan pertambangan, peleburan (smelter), pemurnian (refining) serta industri prekursor dan katoda dengan nilai rencana investasi mencapai USD9,8 miliar.

"MoU menjadi sinyal keseriusan yang sangat tinggi dari pihak LG dan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri baterai terintegrasi. Pada masa pandemi yang begitu penuh tantangan, keberhasilan ini merupakan kepercayaan luar biasa terhadap Indonesia. Nilai investasinya fantastis untuk satu korporasi, yaitu mencapai USD9,8 miliar," ungkap Bahlil.

Baca Juga : Pj Bupati Wajo Rakor Bersama Presiden Jokowi di IKN

 

#Mobil Listrik #Pabrik Mobil Listrik #nikel #Presiden Jokowi