Senin, 25 Januari 2021 21:01

Bakar Pusat Pemeriksaan Covid-19, Demonstran Tolak Lockdown di Belanda

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi gas air mata. (Shutterstock)
Ilustrasi gas air mata. (Shutterstock)

Polisi di Eindhoven memakai water canon dan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa.

RAKYATKU.COM - Pengunjuk rasa yang menolak pembatasan sosial membakar pusat pemeriksaan Covid-19 di desa sebelah selatan Kota Eindhoven.

Pada Senin (25/1) Independent.ie melaporkan polisi Amsterdam menggunakan water canon untuk membubarkan massa dalam unjuk rasa ilegal di alun-alun kota. Foto-foto yang tersebar menunjukan water canon disemprotkan ke orang-orang berkerumun di depan Museum Van Gogh.

Polisi di Eindhoven memakai water canon dan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa. Kelompok antiimigran Pegida termasuk bagian dari pengunjuk rasa itu.

Baca Juga : Demo PMII Ricuh di Bulukumba, Andi Utta Tendang Ban Pengunjuk Rasa, Massa Berhamburan

Kepolisian Eindhoven mengatakan, mereka setidaknya melakukan 30 penangkapan dan memperingatkan orang-orang menjauh dari pusat kota dikutip dari republika.co.id. Belum ada laporan berapa orang yang terluka dalam peristiwa ini.

Pada Ahad (24/1) lalu menjadi pekan kedua polisi bentrok dengan pengunjuk rasa yang marah dengan karantina nasional. Kerusuhan berlanjut pada malam harinya di desa nelayan Urk di malam pertama kebijakan jam malam diberlakukan.

Kebijakan ini adalah salah satu upaya Pemerintah Belanda menahan penyebaran varian baru virus Corona yang lebih cepat menular.

Baca Juga : Polrestabes Tetapkan 13 Tersangka dalam Pengrusakan Ruang Paripurna DPRD Makassar

Polisi mengatakan, mereka memberikan denda pada 3.600 orang di seluruh negeri karena melanggar jam malam yang berlaku dari pukul 21.00 hingga 04.30 pagi. Sebanyak 25 orang ditahan karena melanggar jam malam atau karena kekerasan.

Video yang diambil di Urk, sekitar 80 kilometer dari Amsterdam menunjukkan sejumlah remaja membobol masuk pusat pemeriksaan Covid-19 dekat desa nelayan, lalu membakarnya.

Polisi dan pemerintah kota mengeluarkan pernyataan gabungan yang menyatakan kemarahan mereka atas kerusuhan tersebut. "Mulai dari melempar petasan dan batu untuk menghancurkan mobil polisi hingga membakar tempat tes Covid-19," kata mereka.

Baca Juga : Polrestabes Tetapkan 13 Tersangka dalam Pengrusakan Ruang Paripurna DPRD Makassar

"Hal ini tidak hanya tidak dapat diterima, tapi juga menampar wajah petugas kesehatan yang melakukan semua yang bisa di pusat tes tersebut untuk membantu masyarakat dari Urk," tambah pemerintah kota.

#Demo Ricuh