Kamis, 21 Januari 2021 22:02

Tim Kesehatan Wahdah Islamiyah Tangani Trauma Healing Korban Gempa di Perbatasan Selat Makassar

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Anak-anak mengikuti trauma healing berupa permainan dan bagi-bagi hadiah.
Anak-anak mengikuti trauma healing berupa permainan dan bagi-bagi hadiah.

Anak-anak korban gempa terlihat antusias dan kembali menunjukkan keceriaannya saat relawan memberikan trauma healing.

RAKYATKU.COM - Tim kesehatan relawan Wahdah Islamiyah lakukan penanganan trauma healing anak-anak korban gempa di Desa Tapangdullu, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (21/1/2021). Lokasi ini secara topografi berada di perbatasan Selat Makassar.

"Kami mengirimkan relawan kesehatan untuk melakukan trauma healing kepada anak-anak korban bencana alam dengan cara bermain, bernyanyi, dan edukasi hidup sehat," kata Ismail, relawan Wahdah Islamiyah melalui keterangannya, Kamis (21/1/2021).

Ia menuturkan, anak-anak korban gempa terlihat antusias dan kembali menunjukkan keceriaannya saat relawan memberikan trauma healing. "Anak di pengungsian terlihat senang dengan banyaknya permainan dan hadiah yang diterima," tuturnya.

Baca Juga : Dialog Kebangsaan Wahdah Islamiyah, Menkopolhukam Mahfud MD Sebut Ormas Islam Aset Nasional

Ismail berujar, salah satu tim kesehatan yang memberikan terapi healing adalah Muhajir, pemuda asal Makassar yang merupakan mahasiswa Universitas Mega Rezky Makassar.

Selain mengadakan trauma healing berupa permainan dan bagi-bagi hadiah, kedatangannya bersama relawan yang lain adalah untuk memberikan edukasi pola hidup bersih dan sehat dengan cara mencuci tangan yang baik dan benar.

"Dengan semangat, Muhajir mengajak anak-anak di pengungsian melakukan permainan bahkan ia sempat mengajak anak-anak untuk menghafalkan salah satu surat dalam Al-Qur’an," terangnya.

Baca Juga : Gubernur Sulsel Bersama CSR Perusahaan Kirim Bantuan Rp1 Miliar untuk Gempar Sulbar

Di samping itu, relawan kesehatan juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pos pengungsian yang berada di atas perbukitan. Kebanyakan warga mengeluhkan penyakit kulit dan juga pencernaan.

Dari laporan tim, warga yang masih bertahan memilih untuk mendirikan tenda di atas bukit untuk menghindari gempa yang lebih besar karena posisi perkampungan mereka berada di pesisir selat Makassar.

Citizen Report: Zulkifli Tri Darmawan

#Wahdah Islamiyah #gempa sulbar