RAKYATKU.COM - Operasi pencarian korban yang terimbun longsor akibat gempa bumi di Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, dihentikan.
Desa Mekkatta terletak di perbukitan, material longsor yang menimbun rumah warga berasal dari bukit di sekitar mereka. Material ini berupa tanah dan batu-batu berukuran besar.
Oleh karena itu, lokasi pencarian memiliki risiko sangat tinggi dikarenakan material labil yang memungkinkan terjadinya longsor susulan.
Baca Juga : Gubernur Sulsel Bersama CSR Perusahaan Kirim Bantuan Rp1 Miliar untuk Gempar Sulbar
"Dikhawatirkan adanya gempa dan longsor susulan. Hal ini sangat berbahaya bagi tim SAR di lapangan," kata Aswandi, Dantim Usar Basarnas Makassar, Kamis (21/1/2021).
"Ketinggian longsoran bisa mencapai 30 meter dengan material batu yang sangat labil," tambahnya.
Meski telah pencarian telah dihentikan, tiga orang korban hingga saat terakhir belum ditemukan. Sementara enam orang lainnya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca Juga : Rusak Akibat Gempa, Masjid Babul Jannah Majene Kembali Dibangun
"Tiga orang dinyatakan masih hilang. Enam orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia," kata Aswandi.
Sementara itu, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas, Didi Hamzar, yang memimpin langsung operasi SAR di Malunda mengatakan pencarian dilakukan empat hari.
“Pencarian dilaksanakan selama empat hari dengan menurunkan personil SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI/Polri dan Potensi SAR lainnya. Dalam pelaksanaan pencarian ini kami juga melibatkan anjing pelacak milik Polri untuk membantu," katanya.
Baca Juga : Dompet Dhuafa Kembali Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Gempa Sulbar
Longsor yang menimbun beberapa rumah warga di Dusun Ahuleang, Desa Mekkatta, terjadi pada saat gempa Jumat (15/1/2021) lalu. Dari laporan warga, korban tertimbun yang belum ditemukan, yakni Ahmad (55), Nurliah (31), dan Fatma (3).
Penghentian pencarian ini dilakukan setelah dilaksanakan musyawarah dengan pihak leluarga disaksikan oleh aparat desa, pihak kepolisian, dan babinsa setempat.
Keluarga korban menerima kejadian ini dengan ikhlas sebagai suatu musibah yang menimpa mereka.