Kamis, 21 Januari 2021 15:38

Sakit di Pengungsian, Anak-Anak Mekkatta Dibiarkan Berbaring di Tanah dengan Alas Seadanya

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sakit di Pengungsian, Anak-Anak Mekkatta Dibiarkan Berbaring di Tanah dengan Alas Seadanya

Korban gempa dari Desa Mekkatta Majene memilih mengungsi ke Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

RAKYATKU.COM -- Bocah laki-laki itu terbaring lemas. Matanya sendu. Tiga plester menghiasi wajah. Satu melintang pada jidat. Lalu, masing-masing satu di dahi kiri dan kanan.

Tak hanya seorang. Ada juga balita yang sakit di pengungsian. Belum ada petugas kesehatan yang menjangkau lokasi itu.

Tim relawan Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia menyaksikan pemandangan ini. Kondisinya memprihatinkan. Relawan Kopel sedang melakukan koordinasi dengan petugas daerah setempat untuk penanganannya.

Baca Juga : Gubernur Sulsel Bersama CSR Perusahaan Kirim Bantuan Rp1 Miliar untuk Gempar Sulbar

"Mudah-mudahan secepatnya tertangani," harap Sri Wahyuni seperti dikutip dari laporan relawan Kopel, Muhdasink.

Korban gempa asal Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene itu kini mengungsi ke kabupaten tetangga. Tepatnya di Kelurahan Tinambung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

Alasan mereka keluar dari daerah terdampak gempa karena khawatir dengan gempa susulan yang setiap saat bisa terjadi.

Baca Juga : Rusak Akibat Gempa, Masjid Babul Jannah Majene Kembali Dibangun

"Kami tidak tenang di sana. Setiap saat terjadi gempa susulan. Kami takut," ungkap salah seorang pengungsi.

Korban gempa dari Desa Mekkatta ini sebanyak 39 kepalakeluarga dengan jumlah pengungsi sebanyak 180 jiwa. Sebagian di antaranya adalah anak-anak dan balita.

Ada 20 balita dan enam anak-anak. Selebihnya orang dewasa. Mereka menempati tiga lokasi pengungsian yakni di SMK, SMU Layonga, dan Kandeapi.

Baca Juga : Dompet Dhuafa Kembali Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Gempa Sulbar

Mereka menempati emperan sekolah. Juga mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan.

Kondisi mereka cukup memprihatinkan. Disamping sanitasi yang buruk, air bersih yang sulit, juga tidur beralaskan apa adanya. Protokol kesehatan jangan ditanya, di pengungsian tidak lagi menjadi prioritas.

#gempa sulbar