Rabu, 30 Desember 2020 09:04

Perang Dunia III Bakalan Terjadi Jika Tak Ada Pria Ini

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Perang Dunia III Bakalan Terjadi Jika Tak Ada Pria Ini

Untung saja ada berkat keputusan dari seorang pria bernama Stanislav Petrov, Perang Dunia III pun tidak pernah terjadi.

RAKYATKU.COM - Uni Soviet (sekarang Rusia) dan Amerika Serikat merupakan dua negara adidaya dengan kekuatan serta pengaruh yang luar biasa untuk negara-negara lain di dunia. Kedua negara ini dikenal memiliki hubungan yang tidak begitu akur.

Terlebih karena ideologi keduanya sangat berseberangan: Uni Soviet mewakili komunis dan AS mewakili demokrasi. Hal itu membuat kedua negara terlibat rivalitas yang sengit berwujud Perang Dingin. Negara-negara di dunia pun ikut terbelah ke dalam blok-blok yang dipimpin oleh kedua negara adikuasat tersebut.

Hingga saat ini, kedua negara memang tidak terlibat lagi ke dalam perang secara terbuka. Namun, apakah kamu tahu kalau kedua negara nyaris terlibat perang di tahun 1983? Kalau saja kedua negara benar-benar berperang kembali, maka Perang Dunia III pun tidak dapat terelakan.

Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal

Untung saja ada berkat keputusan dari seorang pria bernama Stanislav Petrov, Perang Dunia III pun tidak pernah terjadi. Lalu, seperti apa kisah heroik dari pria tersebut? Berikut ini ulasannya:

1. Kerusakan Sistem

Semua bermula pada tanggal 26 September 1983, tepat pada dini hari. Sistem peringatan dini milik militer Uni Soviet mengeluarkan peringatan kalau militer Amerika Serikat baru saja meluncurkan misil yang mengarah ke negara tersebut.

Baca Juga : Komandan Angkatan Darat Inggris: Bersiaplah untuk Melawan Rusia dalam Perang Dunia III

Bahkan berdasarkan bacaan dari komputer, beberapa misil dari wilayah AS ada yang sudah mencapai wilayah Uni Soviet. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di dalam kemiliteran Uni Soviet, jika ada misil yang datang dari arah AS, maka Soviet harus membalasnya dengan meluncurkan misil nuklir milik mereka.

Kebimbangan langsung menghantui Stanislav Petrov yang pada saat kejadian tengah bertugas. Namun, bukannya meneruskan informasi yang disampaikan oleh komputer pendeteksi misil, ia malah menganggap kalau peringatan tadi hanyalah peringatan yang tidak akurat.

Pada dasarnya tindakan yang dilakukan oleh Petrov telah menyalahi aturan di mana ia lebih memilih untuk menyimpan informasi sendirian tanpa meminta saran atau pendapat dari rekan-rekannya.

Baca Juga : Presiden Ukraina Peringatkan Kemungkinan Perang Dunia Ketiga

Namun, permasalahan utamanya yang akan muncul adalah jika benar AS telah meluncurkan misil ke wilayah Uni Soviet, maka perang nuklir antara kedua negara benar-benar tidak bisa terelakan.

Pun jika Petrov memberi tahu informasi dari bacaan komputer pendeteksi, rekan-rekannya sudah tentu akan meneruskan kepada atasan dan mereka tidak bisa mengelak dari segala perintah yang nantinya akan dimunculkan. Hal itu sama aja akan memicu Perang Nuklir di antara kedua negara.

“Saya memiliki semua data (yang menunjukkan kalau ada serangan misil yang tengah berlangsung). Jika saya meneruskannya kepada orang-orang yang berkedudukan di atas saya, tidak akan ada yang mencoba membantahnya,” kata Petrov kepada wartawan seperti yang dilansir BBC Rusia.

Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget

2. Melanggar Prosedur

Pada saat kejadian tersebut terjadi, Petrov menyandang pangkat sebagai Letnan Kolonel dan ditugaskan di sebuah pangkalan militer yang ada di dekat Ibukota Moskow. Selama menjalani masa pelatihan, Petrov dan rekan-rekannya selalu ditekankan untuk mengikuti prosedur yang ada.

Namun, dalam momen menegangkan tersebut, ia lebih memilih untuk mengabaikan instruksi yang selama ini didapatnya dalam pelatihan karena taruhannya adalah nyawa dari seluruh warga dunia.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

“Sirenenya berbunyi, namun saya hanya duduk diam di sana selama beberapa detik. Sambil menatap layar besar, merah, di hadapan saya dengan tulisan ‘meluncur’,”

“Satu menit kemudian sirenenya berbunyi lagi. Pertanda misil kedua sudah meluncur. Kemudian muncul yang ketiga, yang keempat, dan yang kelima. Komputer mengubah pesan peringatannya dari yang awalnya ‘meluncur’ menjadi ‘serangan misil”,

“Tidak ada peraturan mengenai seberapa lama kami boleh berpikir sebelum kemudian membuat laporan kalau ada serangan misil. Namun kami tahu bahwa setiap detik yang tertunda berarti menghilangnya waktu yang berharga. Makanya sektor kepempinan militer dan politik Uni Soviet harus menerima informasi tanpa ditunda-tunda lagi,”

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

“Semua yang harus saya lakukan hanyalah mengambil gagang telepon, lalu menghubungi komandan tertinggi secara langsung. Namun saya tidak bisa bergerak (akibat bingung). Saya merasa seolah-olah sedang duduk di atas wajan yang panas,” kenang Petrov sewaktu kejadian.

3. Alasan tindakan pelanggaran Petrov

Tindakan yang dilakukan oleh Petrov tentu saja bukan tanpa alasan. Pasalnya kondisi Uni Soviet dan AS pada saat itu tengah buruk-buruknya akibat invasi pasukan Uni Soviet ke Afganistan. Dalam kondisi yang buruk seperti itu, insiden sekecil apa pun akan memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Alasan lainnya kenapa Petrov begitu ragu untuk meneruskan informasi yang didapatnya adalah karena ia sendiri merasa kurang yakin akan sistem deteksi yang digunakan oleh negaranya.

Pasalnya, Petrov yang juga berstatus sebagai pakar komputer mendapatkan laporan dari para operator satelit bahwa mereka tidak mendeteksi adanya tanda-tanda misil telah diluncurkan.

Laporan tersebut hanyalah bersifat sebagai informasi pendukung karena dalam prosedur ketat yang dikeluarkan otoritas Uni Soviet, pengambilan keputusan haruslah berdasarkan pada hasil bacaan komputer. Dalam hal ini, Petrov lah yang memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

“Ada 28 atau 29 level keamanan. Sesudah sasarannya ditentukan, informasinya harus dialihkan ke pos-pos pemeriksaan antar level. Namun saya tidak yakin apakah prosedur ini bakal tetap berjalan, jika melihat kondisinya pada waktu itu,” terang Petrov.

4. Perjudian besar

Setelah mendapat laporan dari operator satelit, Petrov lantas memutuskan untuk menghubungi markas pusat angkatan bersenjata Uni Soviet. Namun, bukannya melaporkan adanya serangan misil, Petrov justru melaporkan bahwa sistem deteksi keamanan dini Uni Soviet tengah mengalami gangguan.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Tentu saja keputusan ini merupakan perjudian besar yang telah dilakukan Petrov. Pasalnya jika ternyata AS benar-benar meluncurkan misil nuklir ke arah negaranya, maka Uni Soviet tidak memiliki cukup waktu untuk menangkal serangan tersebut dan hasilnya banyak nyawa akan melayang.

Beruntung setelah dua puluh tiga menit berselang, tidak ada peristiwa apa pun yang terjadi di sana. Hal itu jelas membuat Petrov merasa lega.

“Dua puluh tiga menit kemudian, saya menyadari kalau tidak ada hal apapun yang terjadi. Jika memang benar-benar terjadi serangan, maka saya akan menjadi orang yang paling awal mengetahuinya. Saya benar-benar merasa lega,” kata Petrov.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

5. Lalu, apa penyebab sistem deteksi dini berbunyi?

Setelah itu, muncullah pertanyaan baru perihal kenapa sistem deteksi dini berbunyi. Penyelidikan pun dilakukan. Hasilnya berupa temuan kalau sesuatu yang tampak seperti misil sebenarnya hanyalah awan yang kebetulan berada dalam posisi sejajar dengan radar pengawas yang ada di orbit Molniya.

Temuan tersebut sekaligus menjawab rasa keheranan Petrov pada waktu itu. Ia mempertanyakan kalau memang AS benar-benar ingin menyerang Uni Soviet, maka AS seharusnya meluncurkan misil dalam jumlah yang banyak sehingga militer Uni Soviet kewalahan dan tak mampu melancarkan serangan balik.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Ia pun berandai-andai jikalau yang tengah bertugas bukanlah dirinya, maka bisa jadi Perang Dunia III akan terjadi mengingat ia dan rekan-rekannya selalu dididik untuk menerima dan menjalankan perintah.

Beberapa hari kemudian Petrov dipanggil dan mendapat teguran langsung dari atasannya. Alih-alih menegurnya karena mengabaikan perintah, atasannya malah menegur Petrov karena dirinya tidak mencatat kejadian tersebut di buku catatan dinas.

Alhasil baik Petrov maupun petinggi Uni Soviet memutuskan untuk merahasiakan peristiwa ini ke publik demi menjaga reputasi sistem keamanan Uni Soviet.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Sepuluh tahun berselang, Uni Soviet akhirnya mengalami keruntuhan. Pasca-runtuhnya negara tersebut, barulah Petrov mulai berani buka mulut atas apa yang terjadi pada saat itu.

Ia pun lantas mendapatkan banyak pujian dan penghargaan dari berbagai pihak di seluruh dunia. Meski demikian, ia memutuskan untuk tetap merendah.

“Itu hanya bagian dari pekerjaan saya. Namun saya merasa beruntung karena sayalah pada waktu itu yang sedang bertugas,” pungkasnya.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Sumber : keepo.me

 

#viral #perang dunia III