Sabtu, 19 Desember 2020 22:02

Ahli: Gejala Long Covid-19 Bisa Bertahan Sampai Setahun

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Long Covid-19 ini juga bisa mempengaruhi kesehatan sekitar 10 persen orang yang berusia 18-49 tahun, dan meningkat hingga 22 persen pada pasien yang usianya di atas 70-an.

RAKYATKU.COM - Gejala Covid-19 umumnya adalah batuk, demam, anosmia, dan lain sebagainya. Namun, ternyata beberapa pasien mengaku mengalami gejala jangka panjang selama beberapa bulan pasca terinfeksi.

Kondisi ini biasanya dikenal dengan sebutan long Covid-19. Mereka yang bergejala jangka panjang ini bisa mengalaminya hingga satu tahun lamanya dan cukup membingungkan para dokter.

Kondisi ini makin banyak dialami banyak pasien setelah terinfeksi. Kondisi ini terus berlanjut selama berpekan-pekan hingga berbulan-bulan.

Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19

Kondisi ini biasanya dialami orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang yang memang memiliki riwayat kesehatan yang cukup berisiko.

Namun, kini orang-orang muda juga cukup berisiko karena para peneliti menemukan adanya kondisi genetik yang memengaruhi fungsi interferon tanpa menyadarinya.

Untuk mengetahuinya, Dr Claire Steves dan Prof Tim Spector dari King's College London meneliti lamanya seseorang bisa mengalami gejala Covid-19.

Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia

Kondisi ini dilihat berdasarkan beberapa faktor, seperti usia yang mungkin mengembangkan Covid-19 yang berkepanjangan.

Studi ini berfokus pada 4.182 pengguna aplikasi Covid-19 Symptom Study yang memang secara konsisten mencatat riwayat kesehatan mereka dan dinyatakan positif Covid-19 melalui tes swab PCR.

Para peneliti menemukan orang yang usianya lebih tua jauh lebih mungkin terinfeksi Covid-19 lebih lama daripada orang yang usianya lebih muda.

Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri

Long Covid-19 ini juga bisa mempengaruhi kesehatan sekitar 10 persen orang yang berusia 18-49 tahun, dan meningkat hingga 22 persen pada pasien yang usianya di atas 70-an.

Pakar Mayo Clinic, Dr Greg Vanichkachorn berusaha membandingkan kasus virus Corona Covid-19 dengan virus terdahulu yaitu SARS.

Dia melihat lebih dari 100 persen pasien long Covid-19, sehingga dia tidak terlalu terkejut apabila sebagian pasien memang membutuhkan waktu yang sama seperti orang yang terinfeksi SARS.

Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Sebelumnya, para pasien SARS terkadang membutuhkan waktu kurang lebih satu tahun untuk bisa mengembalikan fungsi
tubuhnya.

Dr Vanichkachorn juga mengatakan kondisi ini cukup sulit dijelaskan dan tidak ada kaitannya dengan genetik. Bahkan orang yang mengalami gejala Covid-19 yang parah pun belum tentu akan mengalami long Covid-19.

"Faktanya, banyak pasien (long Covid-19) yang kami temui berusia lebih muda dan cukup sehat serta bugar secara fisik sebelum terinfeksi Covid-19. Jadi sayangnya, tampaknya ini adalah sesuatu yang bisa dialami siapapun setelah terinfeksi," jelas Dr Vanichkachorn.

Baca Juga : Kasus Covid-19 Indonesia Meningkat Lagi, Kini Total 6.080.451

Adapun beberapa gejala jangka panjang Covid-19 yang dilaporkan para pasien, seperti jantung berdebar cepat, kesemutan atau mati rasa, dan masalah konsentrasi (kabut otak).

Sumber: Detik

#Covid-19 #Satgas Covid-19