Selasa, 15 Desember 2020 14:15

Pandemi Covid-19 Turunkan Emisi Karbon Dioksida 7 Persen

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Para ilmuwan mengatakan penurunan ini terutama karena orang-orang tinggal di rumah, sehingga lebih sedikit bepergian menggunakan mobil dan pesawat.

RAKYATKU.COM - Pandemi Covid-19 memaksa berbagai negara menerapkan lockdown. Berkontribusi memangkas emisi karbon dioksida tahun sebesar 7 persen.

Besaran itu adalah penurunan emisi karbon dioksida terbesar yang pernah terjadi.

Global Carbon Project, sebuah kelompok otoritatif yang terdiri atas puluhan ilmuwan internasional yang melacak emisi karbon dioksida, menghitung bahwa bumi pada tahun ini melepaskan 34 miliar metrik ton karbon dioksida ke udara.

Baca Juga : Inilah Keppres Penetapan Berakhirnya Status Pandemi Covid-19 di Indonesia

Dikutip dari KSAT, angka ini turun dibandingkan dengan 2019 yang tercatat sebesar 36,4 miliar metrik ton.

Para ilmuwan mengatakan penurunan ini terutama karena orang-orang tinggal di rumah, sehingga lebih sedikit bepergian menggunakan mobil dan pesawat.

Mereka memperkirakan angka emisi karbon dioksida akan kembali melonjak setelah pandemi berakhir. Transportasi darat tercatat menghasilkan sekitar seperlima emisi karbon dioksida, gas pemerangkap panas buatan manusia.

Baca Juga : WHO Akhiri Status Darurat Kesehatan Global Covid-19

"Tentu saja, lockdown bukan cara untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, studi serupa yang dilakukan beberapa bulan lalu memperkirakan penurunan emisi dari 4 persen hingga 7 persen, tergantung pada perkembangan Covid-19. Gelombang kedua virus corona dan pengurangan angka perjalanan yang berkelanjutan mendorong penurunan menjadi 7 persen," kata salah satu penulis studi Corinne LeQuere, ilmuwan ahli iklim di University of East Anglia.

Global Carbon Project juga menyebut emisi turun 12 persen di Amerika Serikat dan 11 persen di Eropa, tetapi Tiongkok hanya menunjukkan angka 1,7 persen.

Itu karena Tiongkok melakukan lockdown lebih awal dibandingkan fase pandemi gelombang kedua yang lebih sedikit. Selain itu, emisi Tiongkok pun lebih berbasis industri dibandingkan negara lain yang lebih berbasis transportasi.

Baca Juga : Presiden Jokowi: Budaya Gotong Royong Indonesia Bisa Lewati Pandemi Covid-19

Perhitungan berdasarkan laporan yang merinci penggunaan energi, produksi industri dan jumlah mobilitas harian, dipuji sebagai perhitungan yang akurat oleh para ilmuwan.

Bahkan dengan penurunan emisi pada 2020, dunia rata-rata mengeluarkan 1.075 metrik ton karbon dioksida ke udara setiap detik. Angka final untuk 2019 yang diterbitkan dalam studi yang sama, menunjukkan bahwa dari 2018 hingga 2019, emisi karbon dioksida hanya meningkat 0,1 persen, jauh lebih kecil dibandingkan lompatan yang terjadi tahunan sekitar 3 persen pada satu atau dua dekade lalu.

Bahkan dengan emisi yang diperkirakan akan meningkat setelah pandemi, para ilmuwan bertanya-tanya apakah 2019 menjadi puncak polusi karbon.

Baca Juga : Masa Transisi Pandemi, Presiden Jokowi: Tetap Waspada, Hati-Hati Ambil Kebijakan

Sumber: Detik

#emisi #Pandemi Covid-19 #Satgas Covid-19