RAKYATKU.COM - Pandemi virus corona membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan kerumunan untuk mengurangi penularan COvid-19. Sehingga, sejumlah acara dilarang untuk dihadiri banyak orang.
Namun ada saja yang melanggar aturan dan membuat acara yang menimbulkan kerumunan. Mereka melakukan berbagai cara untuk berkumpul meski rawan terjadi penularan Covid-19.
Seperti dua pelajar asal Sydney, Australia, berikut ini. Mereka berpura-pura melangsungkan pernikahan agar bisa mengadakan pesta besar-besaran.
Namun, rencana mereka gagal karena diketahui oleh kedua orang tua mereka.
Pemerintah Sydney memperbolehkan pengadaan pesta dengan batas maksimal tamu, yaitu 30 orang. Namun untuk pesta pernikahan, tamu diizinkan untuk dihadiri 150 orang.
Mengetahui peraturan tersebut, kedua remaja yang bersekolah di Sydney Grammar School itu, langsung memutuskan untuk memalsukan upacara pernikahan mereka.
Mereka mengaku akan mengadakan pesta pernikahan, agar keduanya bisa merayakan pesta kelulusan dengan jumlah tamu yang besar.
Tipu daya kedua remaja itu terbongkar setelah mereka membagikan foto itu di media sosial dikutip dari dream.co.id.
Foto tersebut memperlihatkan mereka sedang berpegangan tangan dan berpakaian rapi, dengan cepat foto tersebut menjadi viral.
Orang tua mereka medengar kabar itu, segera pergi ke tempat pesta dan menghentikannya.
Ternyata, kedua orang tua remaja itu mengetahui acara 'pernikahan' mereka lantaran salah seorang tetangga mengirimkan pesan ucapan selamat atas pernikahan anaknya.
" Tidak ada upacara penikahan secara hukum dan kami membatalkan acara pesta itu setelah mengetahuinya, untungnya, tidak ada yang beresiko," kata salah satu orang tua siswa itu.
Kedua pelajar tersebut telah meminta maaf atas tindakan yang dilakukan. Pesta yang direncanakan pun telah batal dilakukan.
