RAKYATKU.COM - Sebanyak 11 kematian baru dilaporkan dan menjadikan total 36 kematian terkait program vaksinasi flu. Korban meninggal berusia antara 17 hingga 70 tahun.
Lembaga forensik Korea Selatan tidak menemukan kaitan antara vaksinasi influenza dengan kematian puluhan orang setelah disuntik vaksin flu itu.
Remaja berusia 17 tahun adalah yang pertama dilaporkan meninggal selama kampanye pemerintah untuk memvaksinasi sekitar 30 juta dari populasi 52 juta demi mencegah komplikasi virus corona. Demikian menurut laporan Reuters yang dikutip pada Sabtu (24/10/2020).
Baca Juga : Pemimpin Oposisi Korsel Lee Jae-myung Ditikam Saat Konferensi Pers
Kekhawatiran atas suntikan vaksin flu musiman makin meningkat menyusul bertambahnya korban jiwa.
Yonhap melaporkan para ahli kesehatan berbeda pendapat mengenai apakah akan melanjutkan program suntikan vaksin gratis dari pemerintah atau tidak.
Meskipun tidak ada hubungan yang dikonfirmasi antara kematian dan vaksin flu baru-baru ini, ketakutan publik meningkat di Korea Selatan atas program penyuntikan vaksin flu.
Baca Juga : Korea Utara Uji Drone Bawah Air Berkemampuan Nuklir Baru
Otoritas kesehatan Korea Selatan telah menegaskan kembali bahwa program vaksinasi flu musiman yang diprakarsai oleh negara akan terus berlanjut, dengan alasan tidak ada hubungan langsung antara vaksinasi flu dan kematian.
"Penghitungan yang dilaporkan hanya menghitung kematian setelah vaksinasi, dan itu tidak berarti kematian disebabkan oleh suntikan vaksin flu," kata KDCA.
Sekitar 3.000 kematian terkait komplikasi flu dilaporkan setiap tahun di Korea Selatan.
Baca Juga : Pelatih Korsel Mundur Usai Tersingkir di Babak 16 Besar Piala Dunia 2022
Umumnya, musim flu tiba antara akhir November dan Desember. Mengingat vaksin flu menyebabkan antibodi berkembang di dalam tubuh sekitar dua pekan setelah vaksinasi, para ahli di sini merekomendasikan orang untuk mendapatkan suntikan vaksin influenza paling lambat pertengahan November.
Sumber: Reuters, YNA