Rabu, 21 Oktober 2020 16:11
Ilustrasi.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Pemerintah Inggris mendukung uji coba bakal vaksin Covid-19 pada manusia. Sukarelawan yang sehat akan ditulari virus corona untuk mempercepat proses tersebut.

 

Uji coba itu akan dilakukan salah satu universitas, Imperial College London, sebagai bagian dari kemitraan antara pemerintah, laboratorium, perusahaan layanan uji coba hVIVO dan Yayasan Layanan Asuransi Kesehatan Inggris.

Pemerintah menyediakan $43,5 juta (Rp 639,5 miliar) untuk mendanai proyek itu, yang jika disetujui pembuat UU dan komisi etik, akan dimulai pada bulan Januari dan hasilnya diperkirakan pada Mei 2021.

Baca Juga : Peluru Depleted Uranium Sudah Ada di Ukraina, Rusia Kutuk Keputusan Inggris

Tim peneliti sedang mencari sukarelawan berusia antara 18 dan 30 tahun, yang tidak pernah tertular, tidak pernah mengidap atau tidak mempunyai gejala Covid-19, dan dalam kondisi sehat.

 

Mereka mengatakan dalam fase awal uji coba, tujuan mereka adalah mengetahui jumlah virus paling sedikit untuk menginfeksi manusia.

Setelah fase itu selesai, tim peneliti mengatakan, mereka akan meneliti cara kerja vaksin itu dalam tubuh untuk menghentikan atau mencegah Covid-19 dan menyelidiki kemungkinan pengobatan.

Baca Juga : Pangeran Harry Akan Hadiri Penobatan Raja, Meghan Tetap di California

Risiko bagi sukarelawan adalah ketika tertular virus, belum ada obat yang dapat menyembuhkan. Peneliti utama Imperial College pada proyek itu, Dr. Chris Chiu, menegaskan keselamatan sukarelawan menjadi prioritas nomor satu.

Dia mengatakan, sementara tidak ada penelitian seperti ini yang bebas risiko, ilmuwan akan bekerja sekeras mungkin untuk membatasi risiko itu.

Sisi baiknya, kata Chiu, apa yang disebut sebagai “penelitian yang menantang manusia” ini dapat meningkatkan pemahaman tentang virus seperti Covid-19 dalam cara yang unik dan mempercepat pengembangan obat dan vaksin.

Baca Juga : PM Inggris: China Menimbulkan Tantangan yang Menentukan Zaman Bagi Tatanan Dunia

Sumber: VOA Indonesia