Kamis, 15 Oktober 2020 14:04

Gubernur Sulsel Dorong Pelaku Usaha Ikut Pulihkan Ekonomi

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Gubernur Sulsel Dorong Pelaku Usaha Ikut Pulihkan Ekonomi

Dalam memulihkan dan memajukan ekonomi suatu daerah sangat diperlukan kepastian dan jaminan hukum dan komintmen pemerintah.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Dalam memulihkan dan memajukan ekonomi suatu daerah sangat diperlukan kepastian dan jaminan hukum dan komintmen pemerintah.

"Bagi pengusaha itu, kunci adalah kepastian. Itu kata kuncinya, bukan gratis atau tidak gratis, kepastian dulu. Kedua adalah komitmen pemerintah," kata Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah.

Hal itu disampaikan saat Ia menjadi narasumber pada acara Temu Wicara Kepala (Badan Koordinasi Penanaman Modal) BKPM RI dan Gubernur Sulawesi Selatan dengan tema Membangun Sinergitas Antara Pemerintah dengan Dunia Usaha Menuju Sulsel Jaya di Hotel Claro, Rabu, 14 Oktober 2020.

Baca Juga : Sulsel Masuk 5 Besar Provinsi Terbaik dalam Penerapan SPM

Acara ini dipandu moderator Wahyudi Abu Bakar. Adapun narasumber lainnya, yakni Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro BKPM RI, Indra Darmawan yang mewakili Ketua BKPM RI dan Kepala DPM-PTSP Provinsi Sulsel, Jayadi Nas. 

Hal yang dibahas adalah bagaimana dunia usaha dan investasi. Sejak sembilan bulan lalu di masa pandemi Covid-19, dua hal besar kepala daerah bahkan Presiden yang menjadi pikiran utama untuk diselesaikan adalah bagaimana memulihkan kesehatan masyarakat dan bagaimana memulihkan ekonomi.

Lanjut Nurdin bahwa selama dua tahun memimpin Sulsel termasuk saat 10 tahun memimpin Kabupaten Bantaeng adalah dengan mempermudah perizinan. Bantaeng, kabupaten kecil di Sulsel dengan sumber daya terbatas dapat dihadirkan smelter pengolahan nikel.

Baca Juga : Terobosan Penjabat Gubernur Tekan Biaya Distribusi Barang di Sulsel

"Walaupun daerah kecil tetapi bisa membuktikan bahwa di Bantaeng bisa terbangun smelter tanpa nikel dan tanpa listrik," sebutnya.

Kebutuhan listrik 160 Megawatt tetapi listrik saat di saat beban puncak 8 megawatt. Saat ini sudah beroperasi bahkan menambah enam tungku.

"Sekarang sudah beroperasi bahkan nambah enam tungku, itu karena ada trust dalam pemerintahan," imbuhnya. 

Baca Juga : Pj Gubernur Bahtiar Lantik Pejabat Administrasi dan Pengawas Lingkup Pemprov Sulsel

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Namun berbicara soal investasi di negara ASEAN, justru Vietnam dan Myanmar lebih dilirik. Masalah yang dimiliki adalah birokrasi yang panjang, berbelit-belit dan mahal.

Ia juga meminta, Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulsel untuk melakukan inovasi pelayanan, misalnya untuk Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dipermudah.

"Misalnya izin SIUP yang sederhana, jika perusahaannya masih sehat, bayar pajak lancar, perpanjang izin tidak perlu ditunggu lagi, satu bulan sebelum izin berakhir dikirimkan perpanjangannya," harapnya.

Baca Juga : Serah Terima Jabatan Komandan Lantamal VI Makassar Dihadiri Penjabat Gubernur Sulsel

Dengan mempermudah perizinan, maka akan menciptakan lapangan kerja dan menghilangkan kemiskinan.

"Kita bicara setiap tahun pengangguran, kemiskinan. Kuncinya itu birokrasi kalau birokrasinya dipermudah, pasti lapangan kerja tercipta otomatis. Jangan buat tagline kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah, kalau bisa diperlama kenapa dipercepat," pungkasnya.

Nurdin juga pada kesempatan ini mendengarkan masukan dan keluhan dari para pengusaha.

Baca Juga : Penjabat Gubernur dan Kapolda Ziarah ke Makam Raja-Raja di Jera Lompoe Soppeng

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro BKPM RI, Indra Darmawan, menyebutkan, bahwa semangat mempermudah perizinan ditemukannya di Sulsel.

"Pak Nurdin ini auranya mempermudah bukan mempersulit, itu yang saya lihat. Saya pikir itu yang sekarang terjadi, minimal melihat perkembangan ekonomi di Sulsel cukup menjanjikan," ujarnya.

Sulsel sebutnya harus meningkatkan daya saing di tingkat dunia.

Baca Juga : Penjabat Gubernur dan Kapolda Ziarah ke Makam Raja-Raja di Jera Lompoe Soppeng

"Kompetitor Sulsel ini bukan Surabaya, Jakarta. Tetapi Banglades, Hongkong, Darwin, itu kompetitor kita," ucapnya.

Ia juga menyebutkan, di Global Competitiveness Report, Indonesia tahun lalu di rangking 51 untuk daya saing iklim dunia usaha dan Rangking 85 aspek ketenagakerjaan.

#Pemprov Sulsel