Kamis, 08 Oktober 2020 12:29

Termasuk Sulsel, Ini Lima Provinsi dengan Penanganan Covid-19 Terbaik

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: covid19.go.id
Foto: covid19.go.id

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan berdasarkan data perbandingan pada 10 provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan ia menyebut lima provinsi - dari sepuluh provinsi - kejar-kejaran untuk menjadi yang terbaik dalam penanganan kasus Covid-19 di daerah masing-masing.

RAKYATKU.COM - Persentase kasus kesembuhan sepuluh provinsi di Indonesia selama lima pekan terakhir, terhitung 6 September - 4 Oktober 2020, cenderung stabil.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan berdasarkan data perbandingan pada 10 provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan ia menyebut lima provinsi - dari sepuluh provinsi - kejar-kejaran untuk menjadi yang terbaik dalam penanganan kasus Covid-19 di daerah masing-masing.

Kelima provinsi itu adalah Kalimantan Selatan yang menempati persentase paling tinggi dengan 85,59%. Empat provinsi lainnya menyusul, yaitu Jawa Timur dengan angka 85%, Bali 83%, Sulawesi Selatan 81%, dan DKI Jakarta 81%.

Baca Juga : Penjabat Gubernur Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Menara Masjid Nurul Ilmi Himal SMPPSMADAGA Bone

“Trend kasus kesembuhan dalam 5 minggu terakhir ini cenderung stabil, kecuali Jawa Barat dan Papua,” papar Dr. Dewi Nur Aisyah dalam talkshow “Covid-19 dalam Angka: Perkembangan Kasus di 10 Provinsi Prioritas” di Media Center Satgas Covid-19 Graha BNPB Jakarta pada Rabu (10/9) pagi.

Dewi melanjutkan penambahan kasus kesembuhan bisa turun dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya jumlah kasus aktif tiba-tiba naik, jumlah kasus penularan tiba-tiba tinggi, sehingga angka kesembuhan terus menurun.

Dewi juga memaparkan lima provinsi berdasarkan angka kematian pada pekan terakhir. Pertama, Sumatera Utara yang kasus angka kematian tak ada perubahan. Artinya jumlah kematian tidak bertambah dan berkurang. Namun demikian, bukan berarti di wilayah tersebut tidak ada kematian, melainkan kasus kematiannya sama dengan pekan sebelumnya.

Baca Juga : Dewan Adat Saoraja Bone Anugerahi Penjabat Gubernur Bahtiar Gelar Adat Daeng Mappuji

Kedua, DKI Jakarta pada pertengahan dan akhir bulan September jumlahnya sempat naik namun mengalami penurunan di atas 52,5%. Penurunan ini diperkirakan dengan adanya bentuk intervensi dari pemerintah seperti memperkuat RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta dan penyediaan Hotel Isolasi Mandiri yang ditetapkan dan mulai berjalan dan terlihat efeknya kasus berkurang 0,8%.

Sedangkan Jawa Barat kasus kematian meningkat tinggi sekali dalam dua pekan terakhir jumlah kematian tinggi. Provinsi Jawa Tengah turun pada pekan terakhir. Sedangkan Jawa Timur trend masih tinggi pekan terakhir naik 5,9%.

“Di Jawa Timur peningkatan kasusnya sudah bergeser ke daerah lain, bukan lagi di Surabaya,” ungkap Dewi.

Baca Juga : Sambut Kajati Baru Sulsel, Pj Gubernur Bahtiar Bangun Perkenalan Lewat Temu Silaturahmi

Pada kasus di Kalimantan Selatan masih naik 25%. Kenaikan yang tinggi bukan di bulan September atau Oktober tapi di bulan Juli.

Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan di tiga pekan terakhir. Sementara Papua, dua pekan terakhir tinggi sekali meski kematian jumlah absolut tidak terlalu tinggi. Bila dibandingkan biasanya dalam seminggu kasus kematian hanya satu, dua, lima, atau enam, tiba-tiba tinggi di pekan terakhir.

“Ini juga harus diwaspadai pemerintah daerah Papua. Harus ada yang bisa menanganinya. Kenapa di pekan terakhir tinggi? Apakah jumlah yang sakit semakin banyak? Dengan demikian tenaga kesehatan harus dipastikan setiap harinya harus siap siaga di rumah sakit,” jelas Dewi.

Baca Juga : Sinergi Basarnas dan Pemerintah Sulsel dalam Penanganan Bencana Semakin Kuat

sumber: covid19.go.id

#Satgas Covid-19 #Pemprov Sulsel