RAKYATKU.COM - Tentara yang memberontak di ibu kota Mali, Selasa (18/8/2020), menahan Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse.
VOA melaporkan, presiden ditangkap di rumahnya di Bamako pada Selasa dan dibawa ke kamp militer di Kota Kati, 15 kilometer jauhnya. Cisse juga dibawa ke kamp yang sama.
Tembak menembak sebelumnya terjadi di markas Kati. Seorang wartawan di Mali mengatakan kepada VOA, "Tentara mengamuk, pergi ke gudang senjata, mengambil senjata, mulai menembak ke udara, pergi keluar dan memutus akses ke kamp itu".
Baca Juga : Bus Tabrak Truk di Tengah Hujan Deras: 41 Orang Tewas, 1 di Antaranya Bayi
Tidak ada korban yang dilaporkan dalam kerusuhan tersebut. Pemberontakan di kamp yang sama memicu kudeta terhadap presiden Mali Amadou Toumani Toure pada 2012.
Sebelumnya, kedutaan Norwegia di Mali memperingatkan pemberontakan militer sedang berlangsung dan beberapa kedutaan di Mali memperingatkan warganya agar tinggal di rumah.
Kedutaan Besar AS di Bamako telah memberi tahu para staf agar berlindung dan memperingatkan warga Amerika menjauh dari daerah demonstrasi atau aktivitas polisi dan militer.
Baca Juga : "Dalam Penyelidikan ... Kondisi Kesehatannya Memburuk," Pria yang Dituduh Coba Bunuh Presiden Mali Tewas
Para pendukung oposisi telah mengadakan beberapa demonstrasi besar sejak Juni, menyerukan pengunduran diri Presiden Keita. Bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa bulan Juli menewaskan sekurangnya 11 orang.