LUWU UTARA - Pengerjaan jembatan Bailey yang terletak di Desa Baloli Kecamatan Masamba terus digenjot. Jembatan yang terputus akibat terjangan banjir bandang, kini progress-nya mencapai 90%. Jika tak ada kendala, 4 – 5 hari lagi sudah bisa dilalui kendaaraan.
“Progressnya sudah sekitar 90%. Jembatan juga sementara dalam perakitan, dan sudah hampir selesai,” kata Kabid Bina Marga Dinas PUPR Luwu Utara, Machful Djaya, Senin (17/8/2020).
Selanjutnya yang akan dikerjakan, sebut dia, adalah oprit jembatan atau timbunan tanah yang memang harus dibuat sangat hati-hati karena akan dilalui juga oleh berbagai jenis kendaraan. “Tinggal oprit-nya ini yang mau ditimbun,” sebut dia.
Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera
Saat ditanya, kendala apa yang dihadapi dalam pengerjaan jembatan baja ini, Machful menyebutkan bahwa secara umum tidak ada kendala yang berarti. “Kalau pun ada kendala, ya cuma teknis saja. Misalnya, cara pemasangan lantai jembatan, karena model jembatan bailey ini masih tergolong model baru. Jadi, cukup memakan waktu juga,” terangnya.
Sekadar diketahui, struktur jembatan ini mempunyai sistem panjang per panel 3,048 meter dengan bentang jembatan kelipatan dari panjang setiap panelnya. Nantinya jembatan ini hanya akan dilalui kendaraan dengan tonase kendaraan maksimal 10 ton. Pengerjaan jembatan dilakukan oleh Balai Besar Pengerjaan Jalan Nasional (BBPJN) Bina Marga Makassar, bekerjasama dengan Dinas PUPR Kabupaten Luwu Utara.
Jembatan ini nantinya akan menghubungkan kembali lima desa di Masamba, yaitu desa Maipi, Sumillin, Masamba, Lantang Tallang dan Pincara, setelah sebelumnya akses menuju lima desa tersebut terputus akibat sapuan banjir bandang di sungai Masamba yang terjadi pada Senin 13 Juli 2020 malam, pada pukul 20.30 wita, yang telah menelan 38 korban meninggal.