Selasa, 07 Juli 2020 16:03

Pemimpin Gereja Rusia: Seruan Hagia Sophia Jadi Masjid  Ancam Peradaban Kristen

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Hagia Sophia. (Foto: Shafaqna)
Hagia Sophia. (Foto: Shafaqna)

Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Senin (6/7/2020) mengatakan bahwa seruan untuk mengubah Hagia Sophia di Istanbul, Turki

RAKYATKU.COM - Patriark Kirill, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Senin (6/7/2020) mengatakan bahwa seruan untuk mengubah Hagia Sophia di Istanbul, Turki, menjadi sebuah masjid merupakan ancaman bagi Kristen.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, telah mengajukan agar status masjid dipulihkan di Situs Warisan Budaya UNESCO itu. 

Hagia Sophia merupakan bangunan kuno di tempat yang pernah menjadi jantung kerajaan Bizantium Kristen dan Ottoman Muslim. Kini Hagia Sophia merupakan salah satu monumen yang paling banyak dikunjungi di Turki.

Usulan itu telah dikritik oleh beberapa pemuka agama dan pemimpin politik, termasuk Patriark Ekumenikal, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks dunia, serta Yunani, Prancis dan Amerika Serikat.

"Ancaman terhadap Hagia Sophia merupakan ancaman terhadap semua peradaban Kristen, yang berarti ancaman terhadap spiritualitas dan sejarah kita," kata Patriark Kirill dalam sebuah pernyataan.

"Apa yang terjadi pada Hagia Sophia akan menimbulkan rasa sakit yang dalam bagi rakyat Rusia," tambah

Kremlin pada Senin (6/7/2020) mengatakan pihaknya berharap pihak berwenang Turki akan mempertimbangkan status Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia.

"Ini adalah mahakarya dunia yang sangat dicintai oleh wisatawan dari seluruh dunia yang mengunjungi Turki, termasuk para turis dari Rusia. Bagi mereka, Hagia Sophia selain memiliki nilai pariwisata, juga memiliki nilai spiritual yang suci dan sangat dalam," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Erdogan mengatakan pekan lalu bahwa kritikan terhadap kemungkinan perubahan monumen itu - yang dikenal di Turki sebagai "Ayasofya" - merupakan serangan terhadap kedaulatan Turki. 

Banyak warga Turki berargumen bahwa status masjid akan lebih mencerminkan identitas Turki sebagai negara mayoritas muslim, dan jajak pendapat memperlihatkan sebagian besar warga Turki mendukung perubahan itu.

Sumber: VOA Indonesia