Kamis, 04 Juni 2020 14:02

Sebulan Setelah Lockdown Dilonggarkan, Kasus Positif Corona di Iran Bertambah 90.667 Orang

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Awal April lalu, Iran melonggarkan lockdown. Langkah itu diambil untuk mencegah ekonomi terpuruk lebih dalam.

RAKYATKU.COM - Awal April lalu, Iran melonggarkan lockdown. Langkah itu diambil untuk mencegah ekonomi terpuruk lebih dalam.

Saat lockdown dilonggarkan, kasus positif Covid-19 di Iran baru berjumlah 70.029 orang. Persis sebulan kemudian, angkanya menjadi 160.696. Termasuk 8.000 kematian. Ada tambahan 90.667 kasus dalam sebulan.

Iran melaporkan jumlah infeksi virus corona tertinggi dalam dua bulan. Lonjakan yang mendekati tingkat puncak Maret menunjukkan negara Timur Tengah itu berada dalam gelombang kedua.

Pihak berwenang melaporkan 3.134 kasus baru pada hari Rabu (3/6/2020). Meningkat 50 persen dari pekan sebelumnya. Jumlah total kasus positif sejauh ini 160.696. Termasuk lebih dari 8.000 kematian.

"Kepatuhan yang lebih serius terhadap jarak fisik dan penggunaan masker yang lebih serius dan lebih cerdas adalah kebutuhan mutlak di hari-hari mendatang," kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Kianush Jahanpur dalam sebuah wawancara dengan berita TV pemerintah Iran.

Iran mulai melonggarkan pembatasan pada awal April untuk mendukung ekonomi yang terpukul oleh virus. Pada saat itu, jumlah total kasus adalah 70.029.

Wabah memaksa Iran untuk mengajukan pinjaman Dana Moneter Internasional untuk pertama kalinya sejak 1960. Memicu aksi jual besar-besaran aset negara dan menyebabkan pihak berwenang menerbitkan utang dalam negeri.

Seorang pengusaha yang bekerja di industri konferensi mengatakan pihak berwenang juga yang harus disalahkan atas peningkatan kasus baru-baru ini.

"Pemerintah harus menyediakan infrastruktur untuk mendidik orang tentang coronavirus dan pada saat yang sama, orang harus mengamati langkah-langkah yang lebih bertanggung jawab," kata Ali, pengusaha itu.

"Orang-orang belum memahami gravitasi masalah ini," lanjut dia.

Sembilan dari 31 provinsi Iran sekarang masuk zona merah. Termasuk provinsi perbatasan Khuzestan, di Iran yang kaya minyak, barat daya berbahasa Arab, dan Sistan-Baluchestan di tenggara, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan dan merupakan rumah bagi populasi minoritas Sunni yang signifikan. 

Provinsi Khorasan Razavi, kursi tempat pemujaan Syiah yang dihormati, dan provinsi-provinsi Azerbajian Barat dan Timur Iran, yang berbatasan dengan Turki, Armenia dan Republik Azerbaijan, juga mengalami peningkatan kasus.