Kamis, 02 April 2020 17:13

Meninggal 2.108 dalam 2 Hari, Korban Covid-19 di AS Capai 5.116 Orang

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Petugas medis memandu pengendara mobil di stasiun tes Covid-19 drive-thru di Arlington, Virginia, Amerika Serikat (AS). Layanan drive-thru ini dijalankan oleh Virginia Hospital Center and Arlington Country.(SHAWN THEW/EPA-EFE)
Petugas medis memandu pengendara mobil di stasiun tes Covid-19 drive-thru di Arlington, Virginia, Amerika Serikat (AS). Layanan drive-thru ini dijalankan oleh Virginia Hospital Center and Arlington Country.(SHAWN THEW/EPA-EFE)

Covid-19, betul-betul berbahaya. Korban meninggal akibat wabah virus corona di Amerika Serikat ( AS) mencapai 5.116 orang sampai Kamis (2/4/2020).

RAKYATKU.COM—Covid-19, betul-betul berbahaya. Korban meninggal akibat wabah virus corona di Amerika Serikat ( AS) mencapai 5.116 orang sampai Kamis (2/4/2020).

Angka itu diumumkan oleh Johns Hopkins University pada pukul 02.35 dini hari waktu setempat.  Kenaikan signifikan ini dikarenakan AS mencatatkan jumlah korban harian tertinggi, yakni 884 orang dalam 24 jam.

Dengan demikian, AS juga mencatatkan kenaikan 2.108 korban meninggal dalam 2 hari, lantaran pada Selasa (31/3/2020) total tercatat 3.008 nyawa yang terenggut. Untuk jumlah korban, AS lebih rendah dari Italia (13.155) dan Spanyol (9.387) menurut data dari Worldometers.

Namun, untuk jumlah kasusnya, negara pimpinan Donald Trump ini adalah yang tertinggi di dunia, dengan 215.215 kasus hingga berita ini dirilis. Presiden Donald Trump yang sempat meremehkan virus corona, mengatakan bahwa beberapa hari ke depan akan jadi menyakitkan. “Saya ingin setiap orang bersiap untuk momen sulit. Ini akan menjadi dua pekan yang sangat, sangat menyakitkan," katanya dikutip Sky News Rabu (1/4/2020).

Kemudian pekan lalu, ilmuwan senior AS Anthony Fauci memprediksi akan ada 100.000 hingga 200.000 nyawa yang melayang di AS jika mitigasi penanganan virus corona tidak berhasil.

Fauci yang merupakan Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional menyatakannya dalam wawancara dengan CNN, seperti dilansir Reuters Minggu (29/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

Namun, dalam konferensi pers di Rose Garden, Anthony Fauci berusaha mengendalikan situasi dengan menyatakan jumlah itu didapat berdasarkan simulasi. Dia menjelaskan, 100.000-200.000 orang bakal meninggal karena virus corona adalah skenario terburuk jika masyarakat tak mengikuti anjuran pemerintah.

"Kami merasa langkah mitigasi yang kami lakukan saat ini telah memberikan dampak. Keputusan memperpanjang hingga akhir April adalah langkah bijak dan benar," ujar dia. Dia merujuk kepada keputusan Gedung Putih untuk memperpanjang masa social distancing selama 15 hari, dan berakhir pada 30 April.

Lain lagi dengan Presiden Donald Trump. Dia menyatakan, 2,2 juta bakal terbunuh jika mereka tidak menerapkan social distancing dengan benar.  Presiden 73 tahun itu menambahkan seperti dikutip Sky News, akan sangat bagus jika mereka bisa "menekan" angka kematian kurang dari 100.000. Trump juga mengatakan, tingkat kematian akibat Covid-19 di AS kemungkinan akan mencapai puncaknya saat Paskah, dua minggu lagi.

“Paskah seharusnya menjadi puncaknya,” kata Trump tentang hari besar umat Kristen yang jatuh pada 12 April tersebut.  (*)