Selasa, 31 Maret 2020 20:09

Korban Meninggal 11.591 Gegara Corona, Italia Mengheningkan Cipta

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wali Kota Venezia, Luigi Brugnaro, menghadiri upacara mengheningkan cipta dan menaikkan bendera setengah tiang untuk mengenang korban meninggal karena virus corona pada 31 Maret 2020. (REUTERS/MANUEL SILVESTRI)
Wali Kota Venezia, Luigi Brugnaro, menghadiri upacara mengheningkan cipta dan menaikkan bendera setengah tiang untuk mengenang korban meninggal karena virus corona pada 31 Maret 2020. (REUTERS/MANUEL SILVESTRI)

Negeri ‘Pizza’ menangis. Korban corona terus meningkat. Korban tewas, bahkan telah mencapai belasan ribu. 

RAKYATKU.COM—Negeri ‘Pizza’ menangis. Korban corona terus meningkat. Korban tewas, bahkan telah mencapai belasan ribu. Italia pun mengheningkan cipta. Satu menit. Mereka juga menaikkan bendera setengah tiang.

Ya, implementasi wujud berkabung atas 11.591 korban meninggal virus corona. Negara berpopulasi 60 juta, itu memang mencatatkan sepertiga total korban meninggal karena Covid-19, nama penyakit yang disebabkan corona, di seluruh dunia.

“Virus corona ini adalah luka yang menyakiti seluruh negara," kata Wali Kota Roma, Virginia Raggi, setelah menghadiri mengheningkan cipta. "Bersama, kami akan melewatinya," tegas Raggi dalam acara peringatan yang digelar di dalam balai kota, dikutip AFP Selasa (31/3/2020).

Sementara Negara Vatikan,  juga menaikkan bendera berwarna kuning dan putih.  Setengah tiang pula. Sebagai bentuk solidaritas bersama publik Negeri "Pizza".

Selama tiga pekan, Roma mengumumkan lockdown. Tujuannya, mencegah penyebaran virus yang pertama terdeteksi di Wuhan, China, tersebut. Sebab, hingga saat ini, selain 11.591 korban meninggal, kasus infeksi karena Covid-19 sudah mencapai lebih dari 100.000 orang.

Harga finansial yang harus dibayar karena lockdown ini juga amatlah mahal. Menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketiga Eropa, Italia kini mulai mengalami resesi. Meski begitu, pemerintahan Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan perpanjangan masa karantina massal itu hingga pertengahan April.

Pertokoan dan restoran diprediksi tidak akan buka hingga Mei. Dan, tak seorang pun berani memprediksi kapan kehidupan normal mereka kembali.  "Pengorbanan yang kami lakukan ketika memutuskan untuk tinggal di rumah penting untuk keselamatan kami semua," tegas Raggi, seperti dikutip dari Kompas.com. 

Wali kota berusia 41 tahun tersebut berkata, mereka harus melakukannya demi menghormati, tidak hanya mereka yang sudah tiada. Tetapi, juga tim medis mulai dari dokter, perawat, paramedis yang sudah mempertaruhkan nyawa untuk berada di garis depan dengan merawat pasien.

Harapan ditunjukkan Kepala Departemen Penyakit Menular di Rumah Sakit Luigi Sacco, Milan, Massimo Galli, bahwa wabah mulai mereda. "Saya mulai mendapat kesan bahwa (wabah) ini sudah mulai menunjukkan penurunan," ujar Galli saat diwawancarai radio lokal.  Pada Senin (30/3/2020), Italia mengumumkan 812 kasus kematian harian, dengan catatan tertinggi adalah 969 yang dibukukan Jumat (27/3/2020) lalu. (*)