Selasa, 31 Maret 2020 14:45

Covid-19 Bukan Penghalang, Petani Sumenep Tetap Panen; Padi, Jagung, dan Bawang Merah

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
PANEN. Para petani di Sumenep tetap panen di tengah virus Corona (foto/kementan ri)
PANEN. Para petani di Sumenep tetap panen di tengah virus Corona (foto/kementan ri)

Wabah virus Corona alias pandemi Covid-19, tak menjadi penghalang bagi petani Sumenep. Mereka terus berupaya meningkatkan produksi hasil pertanian.

RAKYATKU.COM, SUMENEP--Wabah virus Corona alias pandemi Covid-19, tak menjadi penghalang bagi petani Sumenep. Mereka terus berupaya meningkatkan produksi hasil pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Arif Firmanto, mengatakan, jika saat ini petani sudah memasuki masa panen. Masa panen itu  untuk komoditas; padi, jagung, serta bawang merah.

"Saya optimistis masa panen di Maret-April 2020, bisa memenuhi target rencana produksi sebagai bagian dari jaminan ketersediaan stok pangan nasional,” tandas Arif di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa(31/03/20).

Kadis Arif menyebut, luas panen padi di Sumenep pada bulan Maret 2020 mencapai 19.157 hektare. Dan, panen padi pada April 2020 seluas 10.398 hektare. Tidak hanya itu, Sumenep juga akan panen jagung pada Maret 2020 seluas 57.332 hektare serta pada April 2020 seluas 41.868 hektare.

Selain itu, bawang merah juga sudah memasuki masa panen dimana untuk Maret 2020 ini seluas 425 hektare siap untuk panen dan pada April 2020 ada seluas 300 hektare. “Sejak pertengahan bulan Maret 2020, petani di sejumlah kecamatan atau desa di Sumenep sudah panen jagung dan bawang merah. Pada akhir Maret hingga April, banyak petani yang panen padi. Alhamdulillah, masa panen awal 2020 ini, petani benar-benar senang dan semangat bertani,” terang Kadis Arif.

Jika ditotal, luas lahan pertanian Sumenep yang siap panen di bulan Maret-April 2020 berjumlah 29.555 hektare. Untuk lahan padi, seluas 99.230 hektare. “Walaupun sedang masa panen,  saya mengimbau kepada para petani Sumenep agar tetap melakukan langkah preventif sesuai SOP dalam mencegah virus Covid-19 ini,” pintanya.

Arif menerangkan, langkah konkret Dispertahortbun Sumenep dalam mencegah penyebaran Covid-19 sebagaimana anjuran Kementerian Pertanian adalah memasang banner yang bisa menjadi pedoman petani dalam mencegah penyebaran virus (Kementan) serta mengoptimalkan pengunaan alsintan apabila beraktivitas di ladang atau saat masa panen.

“Kami sangat bersyukur, walau tengah dilanda Virus Covid-19, para petani Sumenep tetap semangat bekerja di lahan sawahnya. Dukungan berupa sarana dan prasarana pengairan, bantuan alsintan, penanganan panen dan pasca panen, dan adanya penambahan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi pada bulan Maret 2020 sangat membantu” papar Arif.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi,  menuturkan, Kementan bersama pemerintah terus berkoordinasi guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan. Hal ini, penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Covid-19 tetap meningkat.

”Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita meminta para petani dan semua pihak agar selalu menjaga kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun, melakukan social distancing dan ikuti anjuran pemerintah. Semuanya, harus tetap semangat meningkatkan produksi guna memasok pangan secara cukup bagi masyarakat," ujarnya. 

Selain produksi, Suwandi menegaskan Kementan bersama pihak Kepolisian dan pemerintah daerah menjamin harga pangan petani yang menguntungkan. Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.

“Sehingga, harga beras di tengah pandemi corona ini tidak ada pihak yang mengambil untung dengan cara tidak wajar. Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, jika ada penimbunan, kami gerak cepat bersinergi dengan pihak Kepolosian," ucapnya.

Direktorat tanaman pangan Kementan akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan di seluruh daerah sehingga petani dan masyarakat tidak perlu resah. “Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan," harap Suwandi. (*)