Sabtu, 28 Maret 2020 15:54

Positif Corona di AS Tembus 103 Ribu, Tertinggi di Dunia

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana di Amerika Serikat, belum lama ini. Kasus Corona di Negeri Paman Sam ini, tertinggi di dunia (foto/int)
Suasana di Amerika Serikat, belum lama ini. Kasus Corona di Negeri Paman Sam ini, tertinggi di dunia (foto/int)

Kasus positif Corona virus di Amerika Per Sabtu (28/3/2020) hari ini, positif Corona sudah mencapai angka 103.942 kasus. Sementara tercatat 1.689 kematian.

RAKYATKU.COM--Kasus positif Corona virus di Amerika Serikat, betul-betul melonjak tajam. Per Sabtu (28/3/2020) hari ini, positif Corona sudah mencapai angka 103.942 kasus. Sementara tercatat 1.689 kematian.

Jumlah ini, menjadi yang tertinggi di dunia mengalahkan China, yang selama ini memiliki kasus virus Corona terbanyak sejak menjadi sumber penyebaran virus serupa SARS itu.

Dalam sehari, AS menemukan sedikitnya 17 ribu kasus virus corona baru dengan 402 kematian. Dilansir CNN, jumlah kematian itu merupakan yang tertinggi dilaporkan Negeri Paman Sam sejauh ini dalam sehari. Pada Jumat (27/3), AS melaporkan 253 kematian akibat corona.

Kasus virus corona di AS menyebar ke seluruh 50 negara bagian.  Melansir The Guardian, setidaknya 80 persen dari total pasien corona di Negeri Paman Sam hanya mengalami gejala covid-19 ringan seperti demam dan batuk.

Negara Bagian New York, menjadi wilayah dengan kasus terbanyak di AS yang mencapai 44.870 kasus dengan 527 kematian.  Lonjakan besar kasus ini, membuat rumah sakit di AS kewalahan. Itu  karena permintaan fasilitas kesehatan yang terus meningkat. Sementara tenaga dan alat medis terbatas.

Sejumlah rumah sakit di AS, bahkan bersiap menghadapi kekurangan tempat tidur dalam dua pekan ke depan lantaran pasien corona yang terus berdatangan.

Menurut studi Institut Kesehatan Global Universitas Harvard, penyebaran wabah pandemi ini masih akan berlangsung setidaknya 12-18 bulan ke depan.

"Kita akan hidup dalam situasi seperti ini dalam berbagai bentuk untuk setidaknya 12-18 bulan ke depan jika kita beruntung," kata Direktur Insitut Kesehatan Global Universitas Dokter Ashish Jha.

Salah satu rumah sakit di New York, New York Bellevue Hospital Center, bahkan terpaksa membangun kamar mayat darurat menggunakan tenda dan truk pendingin lantaran kekurangan ruangan. Negara Bagian New York, bahkan mulai mengizinkan petugas medis menggunakan ventilator untuk dua pasien sekaligus demi menyiasati kekurangan alat pendukung medis.

Gubernur New York Andrew Cuomo menuturkan, seluruh rumah sakit di negaranya masih memiliki setidaknya 30 ribu ventilator dan alat pelindung petugas medis yang bisa bertahan setidaknya untuk dua pekan ke depan. Salah satu perawat di Rumah Sakit Long Island menuturkan jumlah pasien yang masuk sudah melebihi kapasitas yang bisa ditangani petugas medis hingga mengancam kesehatan para perawat dan dokter.

Hampir seluruh sekolah kedokteran di AS,  bahkan berencana meluluskan mahasiswa tingkat akhir lebih cepat untuk membantu menangani pasien wabah corona yang terus bertambah.

Universitas New York (NYU) menjadi kampus pertama yang menawarkan pilihan tersebut kepada para mahasiswa sekolah kedokteran yang mereka kelola. Tawaran itu diumumkan NYU sejak Selasa pekan ini.

Sementara itu, empat sekolah kedokteran di Massachusetts seperti Sekolah Kedokteran Universitas Tufts, Sekolah Kedokteran Universitas Massachusetts, Sekolah Kedokteran Universitas Boston, dan Sekolah Kedokteran Harvard juga tengah mempertimbangkan menerapkan opsi serupa. (*)