Sabtu, 21 Maret 2020 08:22

"Binatang Buas Telah Digantung," 4 Pemerkosa Terkenal India Telah Dieksekusi

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Para pengunjuk rasa di India memegang lilin saat demonstrasi di Delhi pada 2012 setelah kematian korban pemerkosaan. (Getty Images)
Para pengunjuk rasa di India memegang lilin saat demonstrasi di Delhi pada 2012 setelah kematian korban pemerkosaan. (Getty Images)

Empat pria yang memperkosa dan membunuh gadis 23 tahun di bus Delhi pada tahun 2012, telah dieksekusi.

RAKYATKU.COM, INDIA - Empat pria yang memperkosa dan membunuh gadis 23 tahun di bus Delhi pada tahun 2012, telah dieksekusi.

Akshay Thakur, Vinay Sharma, Pawan Gupta dan Mukesh Singh semuanya digantung di penjara Tihar di Delhi pada Jumat pagi.

Eksekusi mereka ditegakkan tujuh tahun setelah kejahatan mereka yang memicu protes di seluruh dunia.

Eksekusi tersebut menghadirkan kerumunan petugas polisi. Para aktivis juga berkumpul di luar penjara untuk merayakan 'kemenangan' mereka.

Setelah eksekusi, ibu korban, Asha Devi, menyatakan bahwa "inatang buas telah digantung".

"Akhirnya putriku mendapat keadilan setelah tujuh tahun," katanya, dikutip Daily Mail.

"Segera setelah aku kembali dari Mahkamah Agung, aku memeluk foto putriku dan berkata hari ini kau mendapat keadilan,"

"Saya berterima kasih kepada pengadilan dan pemerintah."

Ayahnya menambahkan bahwa "keyakinannya pada peradilan telah dipulihkan."

Korban tidak bisa disebutkan namanya di India, sehingga ia dijuluki Nirbhaya yang berarti "tak kenal takut". Tapi ibunya mengatakan dia ingin nama aslinya, Jyoti Singh diingat.

Orang tua korban (kiri dan tengah)

Dia diperkosa di dalam bus pada tahun 2012, lalu dibuang ke jalan. Dia kemudian meninggal akibat luka-lukanya di rumah sakit, 12 hari setelah serangan itu.

Kematiannya menyebabkan ledakan kemarahan atas kekerasan seksual di India, dan mendorong pemerintah negara itu membuat hukum yang lebih keras.  

Enam orang ditangkap karena pembunuhannya. Satu bunuh diri di penjara. Satu lagi, yang baru berusia 17 tahun pada saat serangan, dibebaskan pada tahun 2015 setelah menjalani tiga tahun di fasilitas reformasi.