Selasa, 17 Maret 2020 13:45

Karaeng Caccing: Andi Utta Paling Layak Pimpin Bulukumba

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Andi Syafruddin Amjar alias Karaeng Caccing (kiri).
Andi Syafruddin Amjar alias Karaeng Caccing (kiri).

Saat kandidat lain sibuk berburu parpol, Andi Muchtar Ali Yusuf rajin turun ke grass root. Juga menemui tokoh berpengaruh.

RAKYATKU.COM,BULUKUMBA - Saat kandidat lain sibuk berburu parpol, Andi Muchtar Ali Yusuf rajin turun ke grass root. Juga menemui tokoh berpengaruh.

Pada Senin (16/3/2020), bos Amaly Group itu berkunjung ke Desa Karassing, Kecamatan Herlang. Di sana, dia bertemu sejumlah tokoh masyarakat di Kecamatan Herlang.

Andi Utta, sapaan akrabnya, ditemani tokoh masyarakat Bulukumba, Andi Syafruddin Anjar. Lebih dikenal dengan sapaan Karaeng Caccing. Mantan kepala Dinas Pendidikan Bulukumba itu sempat dua kali maju pilkada Bulukumba.

Karaeng Caccing mengatakan, Andi Utta satu-satunya calon bupati yang visioner untuk Bulukumba. Andi Utta, kata dia, memiliki wawasan ekonomi yang luas. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bulukumba. 

"Dia memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Punya wawasan dan saya yakin dia yang paling layak memimpin Bulukumba," jelas Karaeng Caccing dalam keterangan tertulis yang diterima Rakyatku.com. 

Dia menambahkan, Bulukumba memang membutuhkan sosok visioner yang memiliki konsep peningkatan wirausaha. Menurut dia, konsep ini bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

"Beliau adalah putra asli Bulukumba. Saya sengaja mengajaknya ke Bulukumba untuk membangun kampung halamannya," kata mantan kepala Dinas Pendidikan Bulukumba ini. 

Sementara Andi Utta mengaku kembali ke Bulukumba untuk membangun daerah. "Ini adalah babak baru Bulukumba untuk peningkatan kesejahteraan rakyat," katanya. 

Andi Utta memimpin 12 perusahaan di bawah naungan Amaly Group. Pengalaman itu coba diterapkan di daerah berjuluk Butta Panrita Lopi.

Andi Utta mengajak kepada warga Karassing agar tidak salah pilih pemimpin. Bulukumba, katanya, harus dibangun dengan kerja nyata. Bukan sekadar wacana.