Senin, 02 Maret 2020 23:21

Pria Ini Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Ereksi Hingga 12 Jam

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pria Ini Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Ereksi Hingga 12 Jam

Seorang pria di Macon, Georgia dilarikan ke rumah sakit akibat ereksi yang lebih lama. Pria itu ereksi hingga 12 jam. 

RAKYATKU.COM - Seorang pria di Macon, Georgia dilarikan ke rumah sakit akibat ereksi yang lebih lama. Pria itu ereksi hingga 12 jam. 

Diduga hal tersebut terjadi akibat konsumsi ganja, dikutip dari Daily Star, Senin (2/3/2020).

Tim dokter telah menemukan kasus priapisme terkait ganja yang diketahui pertama kali pada pasien. Di mana semua penyebab priapisme lain yang diketahui telah dikecualikan.

Priapisme adalah ereksi yang berlangsung lama dan menyakitkan yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak terkait dengan aktivitas seksual.

Pria Afrika-Amerika itu dirawat di rumah sakit setelah mengeluh ereksi yang terus-menerus sepanjang hari.

Tetapi dua minggu kemudian, pasien itu kembali ke rumah sakit. Kali ini karena ereksi enam jam, sekali lagi tidak berhubungan dengan aktivitas seksual.

Selama kunjungan ke rumah sakit, ia diberi suntikan fenilefrin, yang membantu ereksi mereda.

Menurut Journal of Cannabis Research, pria itu mengatakan kepada dokter bahwa ia merokok ganja beberapa malam per minggu selama enam bulan terakhir. Termasuk dalam periode dua jam sebelum setiap episode priapismus terjadi.

Dia juga mengatakan kepada dokter bahwa dia memiliki setidaknya empat kali ereksi yang berlangsung hampir empat jam. Ereksi akhirnya berlalu sendiri.

Dokter yang menyelidiki kondisi yang tidak biasa tersebut mengatakan bahwa pasien tidak memiliki riwayat keluarga dengan anemia sel sabit.

Mereka mengatakan pria itu mulai menggunakan kanabis pada usia 16, tetapi pada usia 20-an dia berhenti menggunakan kanabis dan selama waktu itu dia tidak mengalami priapisme.

Dia juga mengatakan dia tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan, dan dia tidak pernah minum obat yang diresepkan atau dijual bebas.

Para peneliti mengatakan dalam sebuah studi pada kasus pria itu: "Pada pemeriksaan fisik, pasien sedikit hipertensi dengan penis yang ereksi, bengkak, dan lunak.