Senin, 02 Maret 2020 17:27

Tayang 12 Maret, Film Tenripada Berkisah tentang Cinta Pemuda Bugis-Makassar yang Berujung Tragis

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pemeran dan kru film Tenripada berkunjung ke kantor Rakyatku.com, Senin (2/3/2020).
Pemeran dan kru film Tenripada berkunjung ke kantor Rakyatku.com, Senin (2/3/2020).

Kayla membiarkan rambutnya terurai. Mengenakan kaus putih yang dibalut kemeja jin. Dipadukan celana jin warna biru.

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Kayla membiarkan rambutnya terurai. Mengenakan kaus putih yang dibalut kemeja jin. Dipadukan celana jin warna biru.

Pemilik nama lengkap Saffanah Kayla itu berkunjung ke kantor Rakyatku.com di Jalan Pelita Raya, Makassar, Senin (2/3/2020). Pelajar kelas 2 MTsN Model Makassar itu salah satu pemeran utama dalam film Tenripada.

Walau masih belia, Kayla sudah beberapa kali tampil di layar lebar. Mulai main film sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Kini, dia sudah bermain pada empat film.

Uniknya, pada keempat film tersebut, Kayla selalu memerankan tokoh sesuai nama aslinya. Berbeda dengan pemain film lainnya yang selalu berganti nama.

"Iya di, saya juga baru sadar kalau semuanya pakai nama Kayla," sahut Rere, sutradara film Tenripada.


Rere ikut berkunjung ke Rakyatku.com bersama pemain dan beberapa kru Pramedia Indonesia. Ikut pula Jeihan Dun yang memerankan Melati dan Harun yang memerankan Syamsir kecil.

Rere mengaku sedang kurang enak badan sepulang dari Palopo. "Lagi demam ka ini," kata sutradara yang telah menghasilkan 14 film ini.

Hadir pula Reza Pahlevi, pemeran utama lainnya. Dia memerankan tokoh Syamsir. Mahasiswa jurusan manajemen Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu mengaku sempat cedera pada adegan puncak.

Dalam film ini, Syamsir jatuh cinta pada seorang wanita bernama Tenripada. Namun, tidak mendapat restu orang tuanya. Pada satu sisi, mereka harus patuh terhadap orang tuanya.

Karena tidak bisa menjalin hubungan lebih lanjut, mereka saling bunuh. Perempuan itu mengambil parang Sudan. Pada puncak film tersebut, keduanya tewas secara tragis.

Film yang berdurasi selama 83 menit ini syuting di lima lokasi. Mulai Makassar, Takalar, Bantaeng, Bone, dan Kolaka. Film ini akan tayang serentak di seluruh dioskop di wilayah Indonesia timur mulai 12 Maret 2020.