Rabu, 26 Februari 2020 09:19

Dibangun dari Putih Telur, Masjid Unik Ini Tetap Kokoh

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Masjid Pulau Penyengat
Masjid Pulau Penyengat

Bangunan seperti masjid, gereja, rumah, atau fasilitas umum lain biasanya dibangun dari material bangunan terpilih. Biar kokoh dan bisa menampung banyak orang.

RAKYATKU.COM - Bangunan seperti masjid, gereja, rumah, atau fasilitas umum lain biasanya dibangun dari material bangunan terpilih. Biar kokoh dan bisa menampung banyak orang.

Namun, hal yang berbeda akan ditemukan di beberapa masjid unik ini. Tiga di antara Boombastis.com rangkum dari berbagai sumber.

Masjid Pulau Penyengat yang dibangun dari putih telur

Rumah ibadah yang terletak di Pulau Penyengat, Tanjungpinang ini memang merupakan masjid yang unik. Putih telur di sini bukan bahan utama ya, jadi sebagai perekat saja.

Material lain yang digunakan adalah pasir, tanah liat, kapur, dengan putih telur sebagai perekat. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman tahun 1832.

Ia merupakan cucu dari Raja Haji Fisabililah, pahlawan nasional Indonesia asal Riau, melansir dari kompas.com.

Masjid Agung Demak yang terbuat dari tatal kayu

Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid yang tak kalah bersejarah. Masjid yang terletak di Jawa Tengah yang dibangun oleh Raden Patah, Sultan Demak pertama, masih berdiri kokoh hingga kini. 

Masjid yang dibangun abad 15 itu menjadi pusat penyebaran agama Islam masa kerajaan Demak Bintoro, yang terkenal dengan Walisongo atau Sembilan Wali.

Masjid ini punya empat tiang utama yang dibangun oleh empat dari 9 wali, yakni Sunan Ampel, Sunan Gunungjati, Sunan Kalijaga, dan Sunan Bonang.

Uniknya, tiang milik Sunan Kalijaga ini dibuat dari tatal kayu (serbuk kayu) yang dirangkai dan menjadi satu tiang besar yang masih berdiri hingga sekarang.

Masjid Rote, yang sebagian bahannya dari telur dan gula pasir

Berada di paling selatan Indonesia, ada namanya Majid An-Nur Sabilillah yang terletak di di Pulau Rote. Masjid ini tak kalah uniknya loh, karena ia dibangun menggunakan telur dan juga gula pasir. 
Dibangun tahun 1928, An-Nur merupakan masjid tertua yang ada di Rote. Kalau dilihat dari segi arsitektur, masjid ini mirip dengan rumah ibadah yang ada di Makassar.

Hal ini terjadi karena orang yang pertama kali membangun masjid ini adalah seorang saudagar yang berjualan hingga Rote, bernama Ismail bin Abdullah. Masjid ini masih terus dipakai hingga saat ini loh.

Masjid Agung Bobo Dioulasso yang dibangun dari lumpur dan balok kayu

Bila tiga masjid tadi ada di Indonesia, selanjutnya ada Masjid Agung Bobo Dioulasso yang merupakan kebanggaan masyarakat Republik Burkina Faso. Berdiri dengan menggunakan bahan baku lumpur dan juga kayu, masjid ini merupakan warisan dari abad ke 19. 

Melansir Indozone.id, masjid ini dibangun ditengah konflik antara Sya dan Kanedougou. Raja Sya tidak mampu melakukan serangan melakukan perundingan dengan kaum muslimin, dan sebagai imbalannya dia membangun masjid ini. 

Sekilas sih, mungkin ada yang berpikir kalau bangunan dengan lumpur dan balok kayu kedengarannya tidak akan kokoh dan akan tumbang karena cuaca, namun ternyata bangunan masjid ini sampai sekarang masih berdiri kokoh.

Masjid Djingareyber yang terbuat dari lumpur, jerami dan kayu

Hampir sama dengan Masjid Diolasso, Masjid Djingareyber juga dibangun dari bahan baku kayu dan lumpur, ditambah dengan jerami. Terletak di Timbuktu ‘City of Gold’, masjid ini juga masih terus digunakan hingga kini.

Ia menjadi tempat ibadah sekaligus ikon yang sangat terkenal. Dibangun pada 1327, masjid ini juga mengalami suksesi panjang dan mengalami berbagai perang, konflik, dan pergolakan politik selama delapan abad terakhir.