RAKYATKU.COM - Tangis pecah. Iwan memeluk ibunya, Hana Beddong.
Iwan kini sudah berusia 22 tahun. Dia berpisah dengan ibunya, sejak 15 tahun lalu.
Pemuda keturunan Indonesia itu, hidup tanpa identitas kewarganegaraan di Malaysia. Dia terpisah dengan ibu kandungnya, sejak Iwan umurnya sekitar enam tahun.
Kini, ia berhasil dipertemukan kembali dengan ibunya.
Reuni perdana itu, diawali dengan ledakan tangis sang ibu yang membelah kesunyian, di tengah kawasan perkebunan kelapa sawit di pedalaman Negara Bagian Sabah, Malaysia, pada Rabu (12/2/2020).
"Iwan anakku, kau anakku, kau anakku. Kasihan kau nak, mama baru berjumpa kau di sini. Aku rindu betul sama kau, nak Iwan," tangis sejadi-jadinya sang ibu, Hana Beddong, sambil memeluk erat pemuda tersebut.
Akan tetapi sang anak, Iwan, sangat syok dan ragu. Oleh karenanya, ia hanya menangis tetapi tak mengucapkan sepatah kata pun dan tak pula membalas pelukan kuat ibu.
Perempuan pekerja ladang kelapa sawit itu sampai perlu menarik kepala Iwan untuk disandarkan pada pundaknya dan juga tangan untuk dilingkarkan pada tubuhnya.
Kedatangan Hana Beddong, 48 tahun, ke tempat Iwan memang merupakan kejutan. Dengan harus melewati jalan tanah dan berbatu, yang berkelok-kelok di antara deretan hutan kelapa sawit dan karet.
Praktis tumbuh besar di pedalaman selama bertahun-tahun sebagai pekerja perkebunan sawit, Iwan masih tidak percaya bahwa sosok yang banjir air mata, dan memeluknya itu adalah perempuan yang melahirkannya 22 tahun silam.
Dalam proses interaksi di atas bangku tersebut, Iwan pun lemas, pucat dan hampir pingsan. Keringat bercucuran dari tubuhnya, membuat kaus yang dikenakan dari ladang semakin basah kuyup.
"Di mana saja kau, Nak? Padahal kau ada di sini. Aku sayang betul kau, nak Iwan. Mama rindu betul, aku sayang betul nak sama kau. Aku tinggalkan kau ketika masih kecil, baru sekarang kita jumpa," ujar Hana seraya terus menangis dan membelai rambut anaknya, dikutip dari BBCNewsIndonesia.
"Syukurlah jika ibu masih sayang sama saya," Iwan terbata di tengah tangisnya.
Ia pun mengaku bahagia setelah "dari kecil mencari orang tuaku (ibu), akhirnya aku sekarang jumpa juga." Demikian kata Iwan yang sebenarnya murah senyum dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan yang dialaminya, setidaknya dari luar.