RAKYATKU.COM - China dilaporkan mengkremasi mayat secara rahasia karena jumlah pasien virus korona melonjak melewati 7.000. Virus itu kini telah menginfeksi lebih banyak orang di China daripada SARS.
Meskipun 7.771 orang didiagnosis menderita penyakit di China, hanya 170 orang telah meninggal. Kurang dari setengah orang yang menderita SARS (sindrom pernafasan akut yang parah), dikutip dari Mirror Online, Jumat (31/1/2020).
William Yang, seorang reporter untuk Deutsche-Welle, mengklaim China menyembunyikan jumlah sebenarnya dari kematian dengan mengirim orang ke krematorium tanpa mengidentifikasi mereka.
"Outlet media Cina kredibel @initiumnews mewawancarai orang-orang yang bekerja di pusat-pusat kremasi lokal, mengkonfirmasi bahwa banyak mayat dikirim langsung dari rumah sakit ke pusat-pusat kremasi tanpa mengidentifikasi dengan benar pasien ini, yang berarti ada pasien yang meninggal karena virus tetapi tidak menambah catatan resmi," tulis William di akun Twitternya.
"Jadi ada alasan untuk tetap skeptis tentang apa yang #China telah bagikan dengan dunia karena sementara mereka lebih transparan tentang hal-hal tertentu yang terkait dengan virus, mereka terus samar dan tidak dapat diandalkan dalam aspek lain."
Sekitar 200 warga Inggris yang terjebak di Wuhan, kota Cina di mana wabah dimulai, akan dikarantina di pangkalan militer Inggris selama 14 hari setelah pihak berwenang China akhirnya mengizinkan mereka untuk pergi.
Inggris belum memiliki kasus yang dikonfirmasi, meskipun para ahli kesehatan telah memperingatkan bahwa kemungkinan virus sudah ada di sini.