RAKYATKU.COM - Seorang kakek membakar cucunya yang berumur 11 bulan hidup-hidup di dalam tungku. Itu karena sang cucu menangis dan tangisannya mengganggu neneknya.
Bayi bernama Maxim Sagalakov ditinggalkan bersama kakek-neneknya oleh ibunya, Viktoria (20) di distrik Khakassia Rusia tahun lalu, dikutip dari Daily Star, Sabtu (1/2/2020).
Setelah pulang, dia menemukan sisa-sisa bayi yang hangus itu berada di tungku rumah keluarga setelah sang kakek melemparkannya ke dalam rumah ketika sedang mabuk vodka.
Tangisan anak itu telah mengganggu Zhanna Miyagasheva yang mabuk. Dia mulai mencekik bocah itu sampai dia diam.
Suaminya, Alexander Miyagashev (48) kemudian mengambil bocah itu dan menempatkannya di tungku yang terbakar.
Jaksa senior Maxim Rodionov mengatakan kepada pengadilan forensik analisis menetapkan bahwa kematian anak itu terjadi justru karena tindakan Alexander Miyagashev. Karena ia menempatkannya di dalam tungku dan membakar anak itu".
[NEXT]Anak itu meninggal karena terbakar hingga 100% tubuhnya dan keracunan karbon monoksida. Pengadilan menghukum pasangan itu.
"Pakar forensik itu menjelaskan bahwa sebelum ditempatkan di kompor, anak itu mengalami detak jantung. Dia bernafas, dengan suhu tubuh normal. Yaitu, ada tanda-tanda kehidupan," ujar hakim Viktor Galimov.
Di pengadilan, masing-masing istri dan suami menyalahkan yang lain atas kejahatan yang mengerikan itu.
"Aku tertidur lelap. Bagaimana aku bisa melakukan ini dengan cucuku tercinta? Orang mengatakan cucu lebih manis daripada anak-anak. Terakhir kali saya melihatnya hidup dan sehat," kata sang nenek.
Alexander membantah memasukkan bayi ke dalam kompor dan mengatakan kepada hakim: "Yang Mulia, saya tidak membunuhnya. Dia (neneknya) membunuhnya."
Tetangga lain mengatakan pasangan itu sering merawat anak itu dan sebelumnya merawatnya dengan baik.
Ibu yang tidak percaya orang tuanya telah membunuh anaknya dan dilaporkan berencana untuk mengajukan banding atas hukuman itu. Setelah kematiannya, dia memposting pesan emosional di media sosial.