Rabu, 29 Januari 2020 11:32

"Mereka Menyeret Saya Keluar" Pria Ini Dicurigai Kena Virus Corona

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dokter harus menggunakan catatan di atas kertas untuk berkomunikasi dengan orang-orang di balik kaca (Foto: sky.com)
Dokter harus menggunakan catatan di atas kertas untuk berkomunikasi dengan orang-orang di balik kaca (Foto: sky.com)

Craig Dillon baru saja pulang dari liburan. Pria Inggris ini, ditempatkan di ruangan isolasi.

RAKYATKU.COM - Craig Dillon baru saja pulang dari liburan. Pria Inggris ini, ditempatkan di ruangan isolasi.

Dia pulang dari Australia, melalui China. Saat pulang, dia menderita gejala flu. Dia dicurigai kena virus corona.

Craig Dillon, berada di rumah sakit selama 12 jam. Dia sudah menjalani banyak tes.

Baiknya, hasil tes Dillon menunjukkan dia negatif virus corona. Dan sejak itu, dia diberitahu bahwa dia mungkin menderita pneumonia, dilansir dari sky.com. 

"Saya kembali ke Inggris pada hari Senin, setelah liburan di Australia dan Thailand. Menggunakan penerbangan lanjutan dari Guangzhou, Cina. Saya telah mengalami gejala flu selama sekitar satu hingga dua minggu," katanya.

"Saya pergi bekerja pada jam 10 pagi dini hari. Tetapi saya masih merasa sakit mata dan mulai semakin buruk. Saya akhirnya menelepon nomor NHS 111, setelah merasa sangat sakit, dan pingsan," tambahnya lagi.

"Mereka mengatakan kepada saya untuk segera pergi ke rumah sakit. Ketika saya tiba di St. Thomas, saya pergi ke A&E dan saya memberi tahu mereka gejala saya dan bahwa saya pernah ke China dan Thailand."

"Dokter benar-benar menyeret saya keluar rumah sakit di dekat teluk ambulans dan mengenakan topeng."

[NEXT]

Dia lalu diarahkan ke pintu, yang merupakan pintu masuk terpisah ke rumah sakit. Dan menuju ke sebuah ruangan. Dillon dikarantina di sana. Selama 30 menit dia menunggu.

"Saya dapat mendengar banyak hal yang terjadi di luar ketika orang-orang melakukan daftar periksa. Kemudian seorang perawat dan dokter datang dengan pakaian hazmat penuh," cerita Dillon.

Dillon dan dokter dalam ruangan itu, terkunci rapat. Selama dua jam lamanya.

"Sulit untuk memahami apa yang dikatakan semua orang karena mereka semua mengenakan topeng. Mereka melakukan beberapa tes darah, usap mulut dan usap hidung dan harus membuat catatan di atas kertas dan menempelkannya ke kaca untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sisi lain. Mereka harus menunggu dengan saya sampai hasil tes kembali," pungkasnya.