Selasa, 28 Januari 2020 02:30

Ini Kerajaan Bisnis yang Ditinggalkan Kobe Bryant

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: Reuters
Foto: Reuters

Warisan mantan bintang NBA Kobe Bean Bryant melampaui masa aktifnya di lapangan basket. Dia dikenal dunia bisnis sebagai pembangun merek; seorang investor; dan pelatih untuk atlet dan pendiri perusaha

RAKYATKU.COM - Warisan mantan bintang NBA Kobe Bean Bryant melampaui masa aktifnya di lapangan basket. Dia dikenal dunia bisnis sebagai pembangun merek; seorang investor; dan pelatih untuk atlet dan pendiri perusahaan lainnya.

Berikut deretan kerajaan bisnis yang Bryant bangun sebelum tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California pada usia 41.

Bisnis di Luar Lapangan
Bryant mendiversifikasi karirnya dengan memasuki dunia investasi bahkan sebelum meninggalkan NBA. Pada 2013, ia ikut mendirikan perusahaan modal ventura Bryant Stibel bersama dengan pendiri Web.com, Jeff Stibel.

Dalam menciptakan perusahaan, Bryant mengikuti model dan legenda olahraga lain yang telah mampu mengubah keterampilan yang dikembangkan di lapangan menjadi kesuksesan bisnis.

Perusahaan Bryant sekarang memiliki aset lebih dari US$ 2 miliar, berupa investasi dalam puluhan perusahaan teknologi, media, dan data. Bryant bermitra dengan Jeff Stibel membentuk venture capital yang fokus investasinya pada media, teknologi, dan perusahaan terkait data. Perusahaan ini bernama Bryant Stibel.

Bryant Stibel mengklaim setidaknya memiliki 10 investasi yang sukses, termasuk di Dell dan Alibaba. Mereka juga berinvestasi di Fortnite Epic Games, perusahaan pembayaran digital Klarna dan perusahaan produk rumah tangga The Honest Company.

"Anda harus memiliki orang dengan jiwa pengusaha yang kuat, kunci kami adalah melihat orang-orang tersebut" kata Bryant dalam sebuah wawancara dengan CNBC Internasional pada bulan September.

"Ya, memang penting untuk melihat potensi imbal balik investasi? Tetapi juga penting untuk memiliki peluang besar, hubungan hebat dengan investor kita, peluang besar dengan para entrepreneur kami untuk membantu mereka tumbuh dan menempatkan mereka dalam situasi di mana mereka bisa sukses," ungkapnya.

Terpisah dari perusahaan tersebut, Bryant juga menghasilkan jutaan dolar dari investasinya dalam minuman olahraga Body Armor, yang pada 2018 mendorong penilaiannya dengan menjual saham ke Coca Cola. Reputasi Bryant sebagai atlet selebriti dan pembangun merek telah menjadi salah satu kunci kesuksesan portofolio bisnisnya.

"Ketika Kobe memberikan cap persetujuannya pada sesuatu dan benar-benar mendukung Anda sebagai mitra, dunia olahraga dan semua orang di seluruh spektrum industri olahraga memperhatikan dan Anda tiba-tiba divalidasi dengan cara yang tidak dilakukan oleh kebanyakan startup. Dan itu lebih dari sekedar pengalaman," ujar pendiri merek perawatan kulit Art of Sport Brian Lee dan Matthias Metternich dalam sebuah pernyataan tentang perkembangan perusahaan, di situs web Bryant Stibel.

Pada 2016, Bryant juga mendirikan Granity Studios, sebuah perusahaan media yang berfokus pada penceritaan kreatif seputar olahraga.

Melalui perusahaan ini, bintang bola basket menulis dan meriwayatkan sebuah film pendek berjudul "Dear Basketball" yang memenangkan Academy Award untuk film pendek animasi terbaik pada tahun 2018. Granity Studios juga telah merilis satu set buku untuk orang dewasa muda, bersama dengan autobiografi Bryant berjudul "The Mamba Mentality: How I Play".

Dlansir dari CNBCIndonesia, Bryant, yang dikenal dalam dunia basket sebagai "Black Mamba" mulai membangun mereknya sebagai atlet di awal karirnya sebagai bintang Nike (NKE). Bryant pertama kali menandatangani perjanjian dengan Nike pada tahun 2003.

Dia adalah salah satu dari sekelompok pemain elit NBA yang menandatangani kontrak dengan merek tersebut tahun itu, termasuk LeBron James dan Carmelo Anthony. Tentu kerja sama tersebut membantu perusahaan sepatu memperkuat posisinya di dunia bola basket selama beberapa dekade berikutnya setelah pensiunnya Michael Jordan tahun 2003.

Seiring kesuksesan Bryant di lapangan tumbuh, demikian pula kemitraan Nike-nya. Merek ini mengeluarkan beberapa baris sepatu dan peralatan olahraga Kobe. Pada 2017, perusahaan membawa Bryant ke atas panggung dengan CEO Mark Parker pada pertemuan investor tahunannya untuk merayakan peluncuran strategi bisnis baru Nike.

Nike bermitra dengan Bryant dan Los Angeles Boys and Girls Club untuk meluncurkan liga bola basket anak muda, yang disebut Liga Mamba pada 2017 untuk memberi ratusan anak akses gratis ke olahraga.

Bryant kemudian mendirikan Akademi Olahraga Mamba untuk memberikan pelatihan atletik dan gaya hidup yang lebih luas kepada para pesaing di semua tingkatan dalam sejumlah olahraga.

Bryant dan putrinya sedang dalam perjalanan ke pertandingan Mamba Sports Academy pada hari Minggu ketika helikopter itu jatuh.

Bryant juga telah terlibat dalam upaya NBA untuk memperluas pemirsanya di luar Amerika Serikat, khususnya di China. Pada 2015, ia bekerja dengan Alibaba Group untuk merilis film dokumenter bintang bola basket "Kobe Bryant's Muse" melalui Tmall Magic Box TV di China.

Kesepakatan itu juga melibatkan kerja sama dengan Bryant untuk menciptakan platform media sosial baru "yang membawa jalan baru untuk menghubungkan orang-orang muda China secara langsung ke Kobe dan filosofinya," menurut siaran pers dari Alibaba yang mengumumkan kemitraan. Selain itu, perusahaan menjual sejumlah produk bermerek Kobe di platform ritelnya.

Bryant juga memiliki kesepakatan dukungan dengan sejumlah merek lain sepanjang kariernya, termasuk McDonald's (MCD), Sprite, Nintendo (NTDOF) dan Turkish Airlines.