Senin, 27 Januari 2020 08:00

Giliran Kota Tianjin China yang Diisolasi karena Virus Corona

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)

Kota Tianjin di wilayah China timur akan menutup seluruh layanan bus antarprovinsi mulai 27 Januari untuk mengendalikan wabah virus corona, demikian dilaporkan surat kabar People's Daily, Minggu (26/1

RAKYATKU.COM - Kota Tianjin di wilayah China timur akan menutup seluruh layanan bus antarprovinsi mulai 27 Januari untuk mengendalikan wabah virus corona, demikian dilaporkan surat kabar People's Daily, Minggu (26/1/2020).

Laporan itu, yang mengutip keputusan Komisi Transportasi Kota Tianjin, tidak menyebutkan kapan layanan-layanan bus tersebut akan dilanjutkan.

Hingga Sabtu (25/1), jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona baru di China telah meningkat menjadi 56 sementara mereka yang terjangkiti virus tersebut mencapai hampir 2.000 orang di China.

Sebelum Tianjin, pemerintah Kota Wuhan di Provinsi Hubei telah lebih dulu mengisolasi daerahnya. Seluruh transportasi umum di kota itu ditutup akibat wabah virus corona yang pertama kali ditemukan di kota tersebut.

Terkini, seperti dilansir kantor berita Antara, Minggu, korban tewas akibat virus corona di China sudah mencapai 56 orang. Sementara tiga orang dokter asal Beijing dilaporkan positif terjangkit virus corona sepulang dari Kota Wuhan. Sementara pemerintah China memastikan ada 1.975 kasus pasien yang tertular virus corona baru.

Sementara itu pada Sabtu, Hong Kong menyatakan darurat virus, membatalkan berbagai perayaan serta melarang perjalanan ke China daratan.

Di Hong Kong, ada lima kasus orang mengidap virus tersebut. Pemimpin kota, Carrie Lam, mengatakan penerbangan dan perjalanan kereta cepat antara Hong Kong dan Wuhan akan dihentikan. Sekolah-sekolah di Hong Kong, yang saat ini sedang diliburkan dalam rangka Tahun Baru Imlek, akan tetap ditutup sampai 17 Februari.

Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sidang politbiro, Sabtu (25/1), bahwa China sedang menghadapi "situasi berbahaya" sementara badan-badan kesehatan di seluruh dunia bergelut mencegah wabah itu.

Virus itu diyakini muncul akhir tahun lalu di sebuah pasar ikan di pusat Kota Wuhan, China, dan berasal dari hewan-hewan yang dijual secara ilegal.

Virus sudah menyebar ke kota-kota di China seperti Beijing dan Shanghai, juga ke negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Australia, Prancis dan Kanada.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini tidak menyebutkan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, namun beberapa pakar kesehatan mempertanyakan apakah China bisa terus menahan penyebaran virus menular itu.