RAKYATKU.COM - Para ilmuwan sudah tahu apa yang akan terjadi jika coronavirus mencapai skala pandemi. Eric Toner, seorang ilmuwan di Johns Hopkins Center for Health Security menjalankan simulasi yang disebut Event 201 lebih dari tiga bulan lalu.
Dalam simulasi itu, diprediksi sekitar 65 juta orang meninggal dalam 18 bulan, dikutip dari Daily Star, Sabtu (25/1/2020).
Simulasi yang dilakukan pada 18 Oktober 2019 itu menunjukkan sejumlah kelemahan yang mengkhawatirkan dalam kemampuan internasional untuk menangani pandemi yang sebenarnya.
"Saya sudah lama berpikir bahwa virus yang paling mungkin menyebabkan pandemi baru adalah virus corona," kata Toner.
Audiensi khusus undangan yang terdiri dari hampir 130 orang menghadiri latihan, yang dipimpin oleh Toner dan melibatkan para ahli dari bidang kedokteran, bisnis, dan militer.
Simulasi tersebut meramalkan bahwa dalam waktu enam bulan setelah wabah, penyakit ini akan mencapai hampir setiap negara di dunia. Dalam 18 bulan, angka kematian bisa mencapai 65 juta.
Simulasi Toner membayangkan jenis coronavirus yang disebutnya CAPS. Itu lebih mematikan daripada SARS tetapi menular seperti flu. Salah satu aspek penting dari simulasi adalah bahwa tidak ada vaksin terhadap CAPS.
Toner mengatakan itu kemungkinan yang realistis - vaksin seringkali membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan.
"Jika kita bisa membuatnya sehingga kita bisa memiliki vaksin dalam beberapa bulan, bukan tahun atau dekade. Itu akan menjadi pengubah permainan."
Sampai sekarang, wabah koronavirus saat ini tidak separah penyakit imajiner Toner, tetapi ada banyak tentang penyakit baru yang masih belum kita ketahui.