Selasa, 21 Januari 2020 13:16

Menakar Lompatan Berpikir Mentan Syahrul

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bertemu Menteri Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Italia, Teresa Bellanova di Roma, Italia. 
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bertemu Menteri Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Italia, Teresa Bellanova di Roma, Italia. 

Dr H Syahrul Yasin Limpo, SH, MH. Itu, nama lengkapnya. Syahrul kecil lahir di Kota Daeng; Makassar. Tepatnya, 16 Maret 1955.

RAKYATKU.COM - Dr H Syahrul Yasin Limpo, SH, MH. Itu, nama lengkapnya. Syahrul kecil lahir di Kota Daeng; Makassar. Tepatnya, 16 Maret 1955.

Syahrul remaja, dikenal ‘nakal’. Berpindah dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Saban hari, kerjanya hanya balapan. Tapi, tunggu dulu. Syahrul remaja menjadi idola bagi rekan-rekannya. Tak ayal, jika Syahrul remaja selalu didaulat jadi pemimpin (Baca: SYL Undercover, Red).
 
‘Kenakalan’ Syahrul remaja itu, justu membentuknya. Ketika masih muda, ia sudah menjadi pemimpin di kalanan anak-anak muda yang merantau mencari ilmu di Negeri Kanguru. Pun, semua itu membentuknya sebagai seorang petarung. Pekerja keras. 

Kembali ke Tanah Air, Syahrul remaja lanjut kuliah di ibu kota; Jakarta. Lalu, pindah ke Unhas. Dan, menyelesaikan studi di Fakultas Hukum. Gelar sarjana hukum pun disandangnya.

Meniti kaier sebagai tukang sapu. Ajudan, ‘dadakan’. Lalu, naik kelas sebagai lurah. Kembali naik kelas sebagai camat. Saat menjadi camat, Syahrul menjadi camat teladan se-Indonesia.

Selanjutnya, Syahrul ditunjuk menjadi sekda. Lalu, kepala biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel. Lagi-lagi, sejumlah prestasi diukirnya. Nama Syahrul, pun makin dikenal.

Prestasi dan kemampuannya itu pun mengantarnya menjadi orang nomor satu di Gowa. Syahrul menjabat bupati Gowa dua periode. Itu berarti 10 tahun. 

Di Gowa, Syahrul membuat terobosan. Semua pegawai negeri sipil (PNS) dapat tambahan gaji. Tambahan insentif itu diperoleh dari penjualan jagung. Tujuannya, menambah kesejahteraan PNS. Juga, sekaligus, menekan kemungkinan tindak pidana korupsi. Itu salah satu lompatan berpikir sosok Syahrul.

Sukses memimpin Gowa dua periode, Syahrul pun diajak Amin Syam berpasangan di pilkada gubernur. Dan, pasangan ini pun terpilih. Amin Syam, gubernur. Syahrul, wakil gubernur. 

Lima tahun kemudian, Amin Syam dan Syahrul berpisah. Syahrul menantang Amin Syam di Pilgub Sulsel. Hasilnya, Syahrul memenangkan pilgub yang kala itu berpasangan dengan Agus Arifin Nu’mang. Syahrul menjabat gubernur dua periode bersama pasangannya yang terkenal dengan panggilan Sayang. Akronim; Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang. 

Dua periode menjabat gubernur, Syahrul melakukan sejumlah terobosan. Salah satu yang dirasakan PNS adalah tunjangan gaji tambahan. Tunjangan itu disebut pakasi. Belum lagi, sejumlah prestasi nasional dan internasional ditorehkannya. Ratusan penghargaan telah diukirnya. 

Di bidang pertanian, pun Syahrul menggenjot produkasi pertanian. Salah satunya, beras. Tak ayal, jika Sulsel menjadi barometer produksi beras di Indonesia.

Tepat, 23 Oktober 2019. Syahrul dilantik menjadi Menteri Pertanian Indonesia yang ke-28. Syahrul masuk jajaran Kabinet Indonesia Maju yang dikomandoi Jokowi-Ma’ruf. Politisi NasDem ini pun langsung tancap gas.

Setelah minta restu Sang Bunda; Nurhayati Yasin Limpo di Jalan Haji Bau, Makassar, Syahrul pun langsung start dari hal yang paling fundamental; data. Syahrul juga meminta semua instansi agar menyamakan data. Sehingga, semua bergerak dengan satu data. BPS, sebagai induk. 

Selanjutnya, Mentan Syahrul mengerahkan semua potensi untuk membuat terobosan. Salah satunya, mencanangkan Gerakan Eskpor Tiga Kali Lipat (Gratieks). Hasilnya, Desember 2019, ekspor pertanian Indonesia meningkat signifikan. Yakni, USD370 juta. Atau naik, 24,35 persen. Angka yang membanggakan. 

Terkait Gratieks, Syahrul terus melakukan lobi. Di Jakarta, SYL telah mengundang belasan duta besar negara sahabat untuk meningkatkan ekspor pertanian Indonesia ke luar negeri.  

Di Global Forum for Food and Agriculture (GFFA), Berlin, Syahrul menjadi salah satu dari delapan negara yang berbicara di forum itu, dan menekankan pentingnya aspek pertanian. Dalam kunjungan ke Eropa, Mentan Syahrul pun secara khusus bertemu dengan Menteri Pertanian, Pangan, dan Kehutanan, Italia; Teresa Bellanova. 

Dalam pertemuan itu, Syahrul mengajak sang menteri pertanian Italia itu untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia. Termasuk, mengajak Teresa Bellanova menanamkan investasi di Indonesia.  

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah Syahrul Yasin Limpo. Selalu menggunakan kesempatan untuk memberikan yang terbaik.

Lompatan berpikir Mentan Syahrul lainnya adalah menjaga lahan pertanian Indonesia. Itu karena setiap tahunnya lahan pertanian Indonesia semakin berkurang. 

Merujuk data BPS, lahan pertanian berkurang 650 hektare setiap tahunnya. Itu sama dengan 6,5 juta ton beras dengan asumsi 10 ton per hektare per tahun. Mentan Syahrul mengancam oknum tertentu yang mencoba menggunakan lahan pertanian untuk yang bukan peruntukannya. Soal ini, Mentan pun telah melakukan koordinasi dengan KPK.

Selanjutnya, Mentan Syahrul mengajak kaum milenial mencintai pertanian. Bahwa pertanian itu bukan lagi pekerjaan yang berkotor-kotor seperti persepsi selama ini. Dengan perkembangan teknologi, semua bisa dikelola bahkan dari komputer dan atau telepon seluler.

Sebagai tindak lanjut dari semua itu, Kementan bahkan telah menyiapkan bantuan dana KUR. Jumlahnya, tidak tanggung-tanggung. Puluhan triliun dana disiapkan bagi petani yang ingin berusaha. 

Komitmen Mentan Syahrul, memang tak sekadar lips service. Di Unhas, saat menjadi keynote speaker beberapa waktu lalu, Mentan Syahrul bahkan menantang mahasiswa untuk bertani. Bibit dan dana KUR disiapkan. Rektor Unhas, Prof Dwia pun menyambutnya dengan gembira.
 
Namun, Mentan Syahrul memberikan catatan. “Kita, semua, harus bergerak bersama. Demi rakyat Indonesia. Terkhusus, kebutuhan makan 267 juta jiwa penduduk kita,” katanya, penuh harap. (*)