RAKYATKU.COM - Midori Nishida kesal. Gadis 25 tahun ini dipaksa menjalani tes kehamilan di bandara. Maskapai mengeluarkan kebijakan, tidak mengangkut wanita hamil.
Nishida, perempuan Jepang. Dia menumpang Hong Kong Express Airways ke Saipan, sebuah pulau bagian AS dari Kepulauan Mariana Utara di Pasifik.
Berangkat dari Hong Kong, rencananya dia akan mengunjungi orang tuanya.
Saat check in di bandara, Nishida menerima kuisioner. Dia sudah menandai bahwa dia tidak hamil. Ternyata, sebelum boarding, dia masih diharuskan menjalani tes kehamilan.
Nishida menurut dan tes itu negatif. Tetapi dia menyebut pengalaman itu memalukan dan membuat frustrasi.
Seorang perwakilan Hong Kong Express Airways meminta maaf atas insiden tersebut dalam sebuah pernyataan kepada The Wall Street Journal. Menurutnya, itu kebijakan imigrasi.
"Kami ingin meminta maaf tanpa syarat kepada siapa pun yang telah terkena dampak ini," katanya dalam pernyataan itu.
Tes ini merupakan bagian dari upaya Hong Kong Express Airways untuk mencegah wisata kelahiran yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam dekade terakhir, persemakmuran AS telah menjadi tujuan yang semakin populer bagi perempuan asing untuk melahirkan. Karena memberikan anak-anak mereka kelayakan kewarganegaraan AS.
Meskipun wanita hamil tidak dilarang memasuki wilayah AS, pejabat imigrasi dapat menolak masuknya wisatawan jika mereka tampaknya mengunjungi pulau itu dengan maksud untuk melahirkan.
Pada 2018, data menunjukkan, lebih banyak turis yang melahirkan di Kepulauan Mariana Utara dibandingkan penduduk lokal.
Pulau ini populer di kalangan warga Tiongkok karena tidak mengharuskan mereka untuk mendapatkan visa. Pada 2013, agen perjalanan Tiongkok mulai menindak perempuan Cina hamil yang mengunjungi pulau-pulau itu.