Selasa, 14 Januari 2020 17:13

"Aku 100 Persen Sudah Siap Mati" Pengakuan Prajurit Amerika Menanti Serangan Rudal Iran

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prajurit AS sedang berbincang di pangkalan Al Asad yang diserang Iran. Dok: AP News
Prajurit AS sedang berbincang di pangkalan Al Asad yang diserang Iran. Dok: AP News

Sersan Akeem Ferguson, menceritakan situasi mencekam saat serangan rudal Iran diluncurkan pada Rabu pagi (8/1/2020).

RAKYATKU.COM - Sersan Akeem Ferguson, menceritakan situasi mencekam saat serangan rudal Iran diluncurkan pada Rabu pagi (8/1/2020).

Sebelumnya, Gedung Putih sudah mendapat peringatan dari intelijen, pada Selasa siang menjelang sore, bahwa serangan balasan Iran atas kematian perwira tinggi militer Mayor Jenderal Qasem Soleimani, hampir pasti dilakukan.

Sejak saat itu, seluruh pasukan AS di Irak, diperintahkan untuk bersembunyi di dalam bungker. Ruang bawah tanah itu, dibangun pada masa pemerintahan Presiden Saddam Hussein yang digulingkan.

Dinding tebal itu, dibangun puluhan tahun lalu untuk menangkis serangan dari Iran, ketika mereka berperang antara tahun 1980 hingga 1988.

Ferguson berada di dalam bungker, ketika timnya menerima transmisi radio yang mengerikan: Enam rudal balistik Iran menuju ke arah mereka.

"Saya memegang pistol dan menundukkan kepala. Saya mencoba mengalihkan pikiran, jadi saya mulai bernyanyi sambil mengingat putri saya," kata Ferguson.

"Aku hanya menunggu. Aku berharap apa pun yang terjadi, itu cepat." "Aku sudah 100 persen siap mati," ujarnya dikutip dari CNNIndonesia.

Ferguson selamat tanpa luka sedikitpun. Begitu juga tentara lainnya dan kontraktor sipil di pangkalan al-Assad.

Komandan di pangkalan itu mengatakan, ketika peringatan pertama datang dari sinyal intelijen rahasia di malam hari sebelum serangan, sebagian besar pasukan AS di al-Asad dikirim ke bungker, dan beberapa telah diterbangkan.

Seluruh tentara Amerika Serikat selamat dari serangan, karena bersembunyi di ruang bawah tanah.